4 Calon Destinasi Wisata Unggulan Citarik

Presiden Jokowi mengunjungi Citarik, Sukabumi.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Apr 2018, 01:34 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2018, 01:34 WIB
Kejuaraan Dunia Arung Jeram 2015
Tim Italia bersaing ketat dengan tim Prancis di nomor open putra Kejuaraan Dunia Arung Jeram 2015 di Sungai Citarik, Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia, (7/12/2015). (AFP/Bay Ismoyo)

Liputan6.com, Sukabumi - Upaya merealisasikan keempat obyek wisata Citarik itu hingga kini baru 35 persen melalui dana swadaya desa dan pengerahan tenaga masyarakat sekitar.

Pemerintah Desa Citarik, Kecamatan Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, sedang intensif menggarap empat lokasi potensi alam sebagai sektor tujuan wisata daerah.

Keempat potensi alam itu di antaranya Situ Kubang seluas luas 3.000 meter persegi, Curug Dulang dengan tujuh air terjun, Bukit Manunggal seluas 25 hektare, dan Goa Repagan yang menjadi situs peninggalan sejarah leluhur desa setempat.

Situ Kubang merupakan kolam retensi yang selama ini berfungsi sebagai kolam penampungan air bagi kebutuhan rumah tangga warga setempat karena Desa Citarik yang berdomisili di kawasan perbukitan mengalami kesulitan air tanah.

Sekitar 3 kilometer dari Situ Kubang, terdapat potensi alam Curug Dulang yang memiliki tujuh air terjun yang berasal dari Gunung Jayanti di kawasan itu.

"Sektor wisata alam ini sudah mulai kita garap sejak 2016. Hingga kini sudah rampung 35 persen," kata Kades Citarik Moch Ledi Nurlaidi di Pelabuhan Ratu, Minggu 8 April 2018, dilansir Antara.

"Kalau Curug Dulang sudah sampai pada tahapan pembuatan akses jalan, tapi bentuknya masih jalan setapak, belum beton. Jalan itu juga tembus ke Bukit Manunggal," katanya.

Bukit Manunggal di Kampung Tegalega Pasir merupakan area perbukitan yang berfungsi sebagai menara pandang ke arah pesisir laut Pelabuhan Ratu.

"Kita bisa lihat penampakan laut dari Bukit Manunggal ini karena lokasinya yang tinggi," katanya.

Potensi wisata berikutnya yang tengah digarap berupa Goa Repagan yang menyimpan sejarah leluhur warga setempat berikut nuansa kebudayaan warga setempat.

"Banyak cerita leluhur kita yang berasal dari Goa Repagan yang jaraknya dekat dari Bukit Manunggal. Goa itu dibuat warga kami untuk persinggahan tentara Belanda zaman perang. Goa Repagan ini merupakan area bebatuan yang menarik untuk difoto dan dinikmati nuansa alamnya karena ada di perbukitan," katanya.

Upaya merealisasikan keempat obyek wisata itu hingga kini baru 35 persen melalui dana swadaya desa dan pengerahan tenaga masyarakat sekitar.

"Alhamdulillah tahun 2018 ini kami mendapatkan alokasi Program Dana Desa Padat Karya Tunai sebesar total Rp771 juta. Sebagiannya akan kita serap untuk kebutuhan realisasi ekowisata di kampung kami," katanya.

Ledi memproyeksikan, pihaknya masih membutuhkan tambahan biaya total Rp1 miliar untuk merealisasikan seluruh sarana dan prasarana pendukung kawasan wisata.

 

Pesan Jokowi di Citarik

Jokowi Citarik
Kunjungan Presiden Jokowi didampingi Menteru PUPR Basuki di Citarik, Sukabumi (Dok PUPR)

Presiden Joko Widodo menginstruksikan jajaran terkait untuk mengembangkan proyek Dana Desa 2018 di Desa Citarik, Kecamatan Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada sektor pertanian dan infrastruktur.

"Sektor pertanian jagung di sini (Citarik) perlu dikembangkan lagi," kata Joko Widodo.

Hal itu diungkapkannya di hadapan Menteri Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Widjojo serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimoeljono serta Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dalam kunjungannya ke Lapangan Manunggal Desa Citarik, Minggu siang.

Selain menginstruksikan pengembangan sektor pertanian, Jokowi juga meminta agar proyek kolam retensi atau embung di desa tersebut diperluas cakupannya untuk kebutuhan persediaan air warga.

Menteri Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Widjojo mengatakan Presiden secara khusus juga meminta pihaknya untuk mengembangkan sektor alam Citarik sebagai destinasi tujuan wisata.

"Presiden cukup terkesan dengan panorama Desa Citarik, katanya bagus dan harus terus dikembangkan," katanya.

Eko menjelaskan, desa berpopulasi penduduk sekitar 14.000 jiwa itu berdomisili di kawasan perbukitan Gunung Repagan dan pesisir laut Pelabuhan Ratu.

Pada 2018 pihaknya menggelontorkan Dana Desa total Rp771 juta yang 20 persen di antaranya saat ini diserap untuk pembuatan kolam retensi dan pembangunan penahan tanah guna antisipasi longsor.

Sebagian dana tersebut rencananya juga akan digunakan untuk pengembangan ekowisata di antaranya Situ Kubang seluas luas 3.000 meter persegi, Curug Dulang dengan tujuh air terjun, Bukit Manunggal seluas 25 hektare dan Goa Repagan yang menjadi situs peninggalan sejarah leluhur desa setempat.

Sementara itu Presiden Joko Widodo hanya meluangkan waktunya selama lebih kurang 15 menit di Desa Citarik untuk meninjau implementasi dana desa.

Jokowi tiba pukul 11.45 WIB dengan mengendarai sepeda motor Chopperland hasil modifikasi Royal Enfield Bullet 350 CC yang dibeli dari produsen nasional pada Januari 2018.

 

Pengolahan Sampah

TPS Citarik
Kunjungan Presiden Jokowi didampingi Menteru PUPR Basuki di Citarik, Sukabumi (Dok PUPR)

Setelah meninjau kegiatan Padat Karya Tunai (PKT) di Desa Pasir Suren, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau lokasi PKT kedua yakni Desa Citarik Kecamatan Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Minggu 8 April 2018.

Dalam kunjungan tersebut Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Desa dan PDDT Eko Sandjojo, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.

Di Desa Citarik, Presiden Jokowi juga berkesempatan meninjau Tempat Pengolahan Sampah yang menggunakan sistem reduce, reuse, recycle atau dikenal TPS-3R. Pembangunan TPS-3R dilakukan tahun 2016, oleh Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya dengan anggaran Rp 550 juta.

Fasilitas yang ada di TPS-3R diantaranya hanggar, gudang, mesin pencacah, dan motor pengumpul sampah.

Sampah yang dikumpulkan dari masyarakat, kemudian diolah di sini menggunakan teknik pengomposan, dibuat menjadi pakan ternak, pengolahan bio gas, dan vermikompos untuk sampah organik yang mudah membusuk.

Sementara untuk sampah anorganik dilakukan pemilahan, pembersihan, dan pencacahan menggunakan mesin. Pengelolaannya dilakukan oleh Badan Usaha Milik Desa (BumDes) dan Bank Sampah. Sampah yang sudah dipilah masyarakat dapat diserahkan kepada Bank Sampah yang akan ditukar dengan sejumlah uang sehingga menambah penghasilan warga.

 "Sebelum dibangun TPS-3R, masyarakat membuang sampah secara sembarangan. Setelah adanya TPS-3R, masyarakat diajak merubah prilakunya menjadi membuang sampah pada tempatnya dan melakukan pengelolaan 3R terhadap sampah yang mereka hasilkan," kata Menteri Basuki.

Pada 2018, Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR melaksanakan program PKT di Desa Citarik yang akan mendukung pengembangan potensi Desa Wisata .

Sementara untuk PKT lainnya di Kabupaten Sukabumi, Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya telah melaksanakan pembangunan jalan produksi untuk memudahkan pengangkutan hasil pertanian melalui Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) menggunakan anggaran Direktorat Jenderal Cipta Karya.

Total alokasi anggaran PISEW di Provinsi Jawa Barat sebesar Rp 61,8 miliar untuk 103 kecamatan.

Di bidang Bina Marga, pemeliharaan jalan nasional berupa pemotongan rumput, pembersihan drainase, serta pengecatan median jalan juga dikerjakan dengan cara padat karya tunai. Seperti dilakukan pada ruas Bagbagan-Jampangkulon-Tegalbuleud senilai Rp 152 juta. Ditargetkan tenaga kerja yang terserap dari PKT ini sebanyak 46 orang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya