Uang Palsu Lolos Pemeriksaan Setor Tunai di Bank, Kok Bisa?

Pecahan uang palsu yang lolos pemeriksaan bank ada yang nilainya Rp 5 ribu.

oleh Nefri Inge diperbarui 10 Apr 2018, 07:31 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2018, 07:31 WIB
Uang Palsu Lolos Pemeriksaan Setor Tunai di Bank, Kok Bisa?
Uang palsu yang ditemukan di Kabupaten Muara Enim Sumsel pada 2018. (Liputan6.com/Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Banyaknya penemuan uang palsu yang masuk di Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sumatera Selatan (Kanwil Sumsel), berasal dari banyak sumber. Salah satunya dari setoran tunai ke bank negeri dan swasta.

Kepala Tim Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel, Perdi Silalahi mengatakan, pada 2018 ini sudah ada ratusan lembar uang palsu yang diterimanya.

"Ada yang diserahkan warga, ada juga dari setor tunai ke perbankan, yang disetor kembali ke Bank Indonesia," ujarnya kepada Liputan6.com, Senin, 9 April 2018.

Saat penyetoran ke Bank Indonesia, masih didapati uang palsu terselip di antara uang rupiah asli. Uang palsu milik nasabah tersebut akan dilaporkan Bank Indonesia ke bank yang menyetorkan.

Total uang yang disetorkan akan dikurangi dengan jumlah uang palsu yang ditemukan. Bank Indonesia juga terus mengingatkan ke pihak perbankan, untuk lebih teliti memeriksa keaslian uang nasabahnya.

Dari awal Januari hingga Maret 2018, Bank Indonesia mendapatkan 472 lembar uang palsu yang disetorkan. Yaitu, uang palsu dengan pecahan Rp 5.000, Rp 20.000, Rp 50.000, dan Rp 100.000. Namun, uang palsu dengan pecahan besar lebih mendominasi, karena keuntungan pengedarnya lebih besar.

"Peredaran uang palsu paling sedikit di kota besar, karena masyarakat perkotaan sudah paham membedakan upal dan uang asli. Yang tinggi malah di daerah, terutama di kawasan pinggiran Sumsel," ujarnya.

 

Peredaran Uang Palsu

Uang Palsu Lolos Pemeriksaan Setor Tunai di Bank, Kok Bisa?
Kepala Tim Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel, Perdi Silalahi. (Liputan6.com/Nefri Inge)

Sumsel juga termasuk kawasan peredaran uang palsu, karena hingga saat ini belum ditemukan tempat produksi uang palsu. Adapun uang palsu yang beredar di Sumsel bisa terjadi di berbagai momen. Tidak hanya perayaan hari besar atau Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), tetapi penyebar uang palsu memanfaatkan setiap waktut.

"Di hari biasa juga banyak diedarkan upal. Namun, potensi peredarannya bisa saja meningkat di hari besar nasional, keagamaan, bahkan Pilkada. Tapi kita tidak bisa menyimpulkan secara pasti," katanya.

Bank Indonesia terus mengedukasi masyarakat Sumsel agar bisa mengenali secara jeli bentuk uang palsu dan uang asli. Kini, banyak pasar modern yang sudah menggunakan alat pendeteksi uang, untuk mencegah peredaran uang palsu lebih luas lagi.

 

Penemuan Uang Palsu

Uang Palsu Lolos Pemeriksaan Setor Tunai di Bank, Kok Bisa?
Uang palsu yang diamankan di Polresta Muara Enim Sumsel pada 2018. (Liputan6.com/Nefri Inge)

Penemuan uang palsu terus terjadi setiap tahunnya. Pada 2009 ditemukan uang palsu sebanyak 745 lembar dan meningkat sebanyak 794 lembar pada 2010. Sebanyak 601 lembar uang palsu juga ditemukan pada 2011 dan kembali meningkat pada 2012 sebanyak 752 lembar.

Pada 2013, cukup sedikit yaitu sebanyak 398 lembar uang palsu. Namun, jumlahnya merangkak naik pada 2014 sebanyak 1.484 lembar dan 2.048 lembar pada 2015.

"Yang tertinggi di tahun 2015 yang mencapai 3.286 lembar, tapi menurun sebanyak 1.464 lembar di tahun 2017," ucapnya.

Tinggi rendahnya peredaran uang palsu, lanjut Perdi, tidak bisa dikaitkan sepenuhnya terhadap tindakan kriminalitas yang semakin banyak. Peran masyarakat yang bisa membedakan uang palsu dan kesadaran untuk melaporkan peredaran uang palsu, bisa menekan jumlah uang palsu yang beredar.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya