Doa Bersama Anak-Anak Korban Gempa Banjarnegara Jelang Ujian Nasional

Sebanyak 20 anak kelas 9 yang menjadi korban gempa di Banjarnegara bakal menghadapi ujian nasional pada Senin, 23 April 2018.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Apr 2018, 15:31 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2018, 15:31 WIB
Gempa merusak gedung sekolah dan rumah di Kalibening, Banjarnegara. (Foto: Liputan6.com/SRU Banjarnegara/Muhamad Ridlo)
Gempa merusak gedung sekolah dan rumah di Kalibening, Banjarnegara. (Foto: Liputan6.com/SRU Banjarnegara/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banjarnegara - Belasan siswa kelas 9 Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kalibening, Kabupaten Banjarnegara, menggelar doa bersama atas bencana gempa bumi di daerah mereka menjelang pelaksanaan ujian nasional.

Doa bersama yang dipimpin Kepala SMPN 2 Kalibening Rochmat Kuncoro di halaman sekolah, Jumat (20/4/2018), diikuti sekitar 20 siswa yang turut menjadi korban gempa.

Selain doa bersama, dalam kegiatan tersebut juga siswa kelas 9 lainnya didata, khususnya yang sekarang berada di lokasi pengungsian. Saat ditemui usai kegiatan, Kepala SMPN 2 Kalibening Rochmat Kuncoro mengatakan doa bersama ditujukan agar para siswa benar-benar menyadari bahwa musibah itu datangnya dari Allah SWT.

"Oleh karena itu, tidak ada tempat lain bagi kita untuk meminta pertolongan selain memohon kepada Allah SWT. Dengan adanya musibah ini, kita meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT," katanya.

Terkait dengan persiapan ujian nasional yang akan dilaksanakan pada Senin, 23 April 2018, dia mengatakan pascagempa yang terjadi pada Rabu, 18 April 2018, pihaknya langsung menerjunkan tim untuk mendata siswa kelas 9 yang berada di lokasi pengungsian.

Dalam hal ini, kata dia, pihaknya ingin memastikan bahwa siswa kelas 9 yang berada di lokasi pengungsian bisa belajar atau tidak bisa belajar.

"Harapannya, guru-guru yang paling dekat bisa mengunjungi anak-anak itu pada malam menjelang hari H ujian sehingga proses belajar anak ini tidak terganggu," katanya.

Sementara perihal pelaksanaan ujian nasional, dia mengatakan belum bisa memastikan apakah bisa dilaksanakan di SMPN 2 Kalibening atau menumpang di sekolah lain. Pihak sekolah masih menunggu petunjuk dari Dinas Pendidikan Kabupaten Banjarnegara dan tim khusus yang memahami kondisi bangunan.

"Alternatifnya, kalau tidak di sini (SMPN 2 Kalibening, red.), alternatif pertama di SMPN 1 Kalibening yang terdekat, dan alternatif kedua di SMPN 1 Wanayasa," katanya.

 

 

Antar Jemput Siswa

Gempa merusak gedung sekolah dan rumah di Kalibening, Banjarnegara. (Foto: Liputan6.com/SRU Banjarnegara/Muhamad Ridlo)
Gempa merusak gedung sekolah dan rumah di Kalibening, Banjarnegara. (Foto: Liputan6.com/SRU Banjarnegara/Muhamad Ridlo)

Meskipun pelaksanaan ujian nasionalnya di sekolah lain, kata dia, siswa kelas 9 SMPN 2 Kalibening tetap berkumpul di sekolahnya dan selanjutnya diantar menuju lokasi ujian serta dijemput setelah selesai.

Salah seorang siswa kelas 9, Sri Mukaromah mengaku sedih karena rumahnya maupun rumah warga lainnya banyak yang mengalami kerusakan akibat gempa.

"Saya juga sekarang tinggal di pengungsian. Di lokasi pengungsian, saya enggak bisa belajar karena tidak bisa konsentrasi dan masih takut ada gempa susulan," katanya.

Bangunan SMPN 2 Kalibening ikut rusak akibat gempa yang mengguncang Pekalongan dan berdampak pada sebagian wilayah Banjarnegara. Maka itu, guru dan karyawan SMPN 2 Kalibening pada Kamis, 19 April 2018, bekerja bakti untuk menyiapkan ruangan yang sekiranya bisa digunakan untuk ujian nasional.

Dalam hal ini, ada tiga ruangan yang dimungkinkan dapat digunakan untuk ujian nasional bagi 60 siswa kelas 9 meskipun kondisinya mengkhawatirkan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya