Pagi Berkeliling di Ampenan, Ikon Kota Tua Pulau Lombok

Hampir seluruh bangunan yang ada di kawasan ini adalah bangunan tua. Yakni bangunan peninggalan zaman Belanda atau kisaran tahun 1800.

diperbarui 17 Mei 2018, 06:08 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2018, 06:08 WIB
Ampenan
Ikon gapura kota tua Ampenan, Mataram (ari purnomo/jawapos.com)

Lombok - Di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, terdapat sebuah kecamatan bernama Ampenan. Ampenan identik dengan keberadaan bangunan kunonya. Maka pemerintah menjadikan kecamatan tersebut adalah Kota Tua Ampenan.

Hampir seluruh bangunan yang ada di kawasan ini adalah bangunan tua. Yakni bangunan peninggalan zaman Belanda atau kisaran tahun 1800.

Pada tahun tersebut, Ampenan merupakan kota pelabuhan. Bahkan Ampenan menjadi salah satunya pelabuhan yang ada di Pulau Lombok. Sebelum akhirnya pelabuhan dipindahkan ke Lembar.

Saat menyusuri kawasan Ampenan, akan terlihat berbagai bangunan yang sudah sangat kuno. Tidak banyak penduduk yang merenovasi bangunan tersebut. Melainkan hanya sekadar memberikan sentuhan warna agar tidak terlihat kusam.

Meski mendapat pengecatan, tetapi kesan kuno itu masih saja terlihat. Pemerintah Kota Mataram memang sengaja membiarkan keaslian bangunan di Kota Tua Ampenan. Kondisi tersebut justru dijadikan salah satu daya tarik oleh wisatawan. Baik wisatawan lokal maupun mancanegara.

Kasubbag Humas Pemkot Mataram, Martha Yuli menjelaskan, saat ini Pemkot tengah menyiapkan penataan kawasan di Ampenan. Tujuannya, Ampenan akan menjadi salah satu destinasi andalan di Kota Mataram.

"Untuk penataan ini, Wali Kota Mataram, Mohan Roliskana sudah dua kali datang ke Kota Perancis.

Tujuannya adalah untuk mempelajari penataan kota tua di kota tersebut," kata Martha kepada JawaPos.com, Selasa, 15 Mei 2018.

Penataan kawasan ini diharapkan bisa membangkitkan keinginan para wisatawan untuk datang ke Ampenan. Perempuan yang akrab disapa Martha tersebut menambahkan, pengembangan kawasan wisata tidak hanya dipusatkan di Kota Tua Ampenan saja.

Tetapi, ada sejumlah potensi wisata yang turut dikembangkan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Seperti Pantai Ampenan, industri mutiara, industri cukli (pusat kerajinan perabot rumah tangga dari kayu), kerajinan kuningan dan juga kerajinan lainnya.

"Kami juga mengembangkan wisata religi yakni makam Van Ham tempat pemakaman tuan guru yang sempat menjadi panutan muslim. Kemudian kami juga tengah mengembangkan wisata halal, dengan semua yang ada di tempat wisata tersebut dijamin kehalalannya," ucapnya.

Marta mengatakan, Kota Ampenan terdiri dari enam kecamatan dan 50 kelurahan. Luas Kota Mataram lebih kurang 60 kilometer persegi dengan jumlah penduduk mencapai lebih kurang 500 ribu jiwa.

Baca berita menarik lainnya dari JawaPos.com di sini.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya