Liputan6.com, Pekanbaru - Rangkaian aksi teror dalam beberapa hari terakhir membuat masyarakat Indonesia prihatin dan marah. Baru selesai ulah teroris di Mako Brimob Kelapa Dua, muncul serangkaian teror berupa bom bunuh diri di sejumlah gereja di Surabaya, termasuk polrestabes-nya yang menjadi sasaran.
Korban aksi para teroris pun berjatuhan, mulai dari personel Polri warga sipil hingga pelaku bom bunuh diri sendiri. Anak-anak, yang seharusnya diajarkan hidup damai, juga menjadi korban karena diajak orangtuanya menebar teror di sejumlah lokasi.
Untuk memutus aksi lanjutan, Polri diperintahkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengusut hingga ke akar-akarnya. Jaringan serta sel-selnya di daerah tengah diidentifikasi Polri, termasuk di Riau. Apalagi usai ditangkapnya pria inisial AA dan HK dari Pekanbaru di Palembang karena ingin melanjutkan teror di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
Advertisement
Di Riau memang hanya dua terjadi teror. Itu pun sudah lama, yaitu peristiwa bom buku di Gereja HKPB di Jalan Hang Tuah medio 2000 dan meledaknya bom di sebuah rumah di Gang Horas, Jalan Dahlia, Kecamatan Payung Sekaki.
Baca Juga
Namun, sejak kejadian ini, Riau bukannya tak ada terduga teroris. Hal ini terbukti dengan ditangkapnya sejumlah terduga pada 2017, termasuk Beny Syamsyu Trisno yang tewas di kerusuhan Mako Brimob Depok. Pria dengan panggilan Abu Ibrahim ini ditangkap bersama beberapa rekannya di Kampar, Bengkalis, dan Kota Pekanbaru.
Di samping itu, sebuah pedalaman di perkebunan sawit di kawasan Gema, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, dijadikan sebagai lokasi pembaiatan dan pelatihan terduga teroris dari Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Bisa dibilang, keberadaan terduga teroris di Riau bak hantu. Dibilang tidak ada, keberadaannya bisa dibuktikan dengan penangkapan tersebut. Terakhir penangkapan dua pria di Palembang, Sumatera Selatan. Sementara dibilang ada, jaringannya jaringan termasuk sulit dideteksi.
"Kalau dibilang tidak ada, kan sudah ditangkap di sana (Sumatera Selatan)," kata Kapolda Riau Inspektur Jenderal Nandang di Pekanbaru, Riau, Selasa, 15 Mei 2018.
Nandang kepada wartawan juga enggan menjabarkan jumlah terduga teroris yang masih bersarang di Riau. Kendati, pihaknya mengaku sudah mendeteksi sel-selnya bersama Densus 88 Anti Teror.
"Masih diselidiki, diawasi di sejumlah titik supaya aksi teror tidak berlanjut di Riau," tegas Nandang.
Terkait munculnya pria inisial D dari keterangan dua terduga teroris inisial AA dan HK yang ditangkap di Palembang, Nandang menyebut Densus bersama Polda dan Polresta Pekanbaru masih mengusutnya.
"Sudah dilakukan beberapa penggeledahan di sejumlah lokasi di Pekanbaru," sebut Nandang.
Saksikan video pilihan di bawah ini: