Liputan6.com, Yogyakarta - Direktur PT Sido Muncul, Irwan Hidayat, naik ke panggung salah satu gedung di Kompleks Balai Kota Yogyakarta, Selasa siang, 22 Mei 2018. Ia hadir untuk acara rutin tahunan, memberi sedekah kepada duafa di Yogyakarta, saat bulan Ramadan.
Namun, kali ini Irwan tidak melontarkan kalimat pembuka tentang kegiatan amal yang dilakukannya. Ia justru bertanya kepada seribu duafa se-Kota Yogyakarta yang hadir di ruangan itu.
"Ada yang berusia di atas 72 tahun? Kalau ada silakan acungkan tangan," ujar Irwan.
Advertisement
Baca Juga
Sejumlah duafa yang hadir pun mengacungkan tangan. Irwan meminta mereka untuk menemaninya di atas panggung. Satu demi satu laki-laki dan perempuan, naik ke panggung. Totalnya, 10 orang yang maju.
Ada pula seorang laki-laki yang berusia 70 tahun ikut maju. Tetapi, karena usianya tidak sesuai kriteria yang ditentukan Irwan, ia pun urung ke panggung.
"Yang berada di atas panggung dapat Rp 500.000," tutur bos Sido Muncul itu seraya memberikan uang tunai secara langsung kepada para lansia itu.
Mendadak sontak, para lansia pun menyambut dengan senang. Mereka tidak menyangka mendapat tambahan santunan dari Sido Muncul.
Bukan tanpa alasan, Irwan menyuruh duafa di atas 72 tahun naik ke panggung. Semula ia mengira sudah jarang orang yang berusia seperti dirinya. Namun, dugaannya salah.
Angka 72 sengaja dipilihnya untuk mengetahui seberapa banyak orang yang usianya lebih tua dari dia. Saat ini Irwan Hidayat berusia 71 tahun.
"Ternyata banyak juga yang usianya lebih tua," kata Irwan.
Generasi ketiga Sido Muncul ini menilai semakin banyak orang berusia lanjut, menandakan angka harapan hidup di Indonesia masih tinggi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Santunan Rutin Tahunan
Sido Muncul memberikan santunan untuk 1.000 duafa se-Yogyakarta dengan nilai total Rp 150 juta. Masing-masing penerima santunan yang berasal dari 14 kecamatan menerima Rp 150.000.
Irwan mengungkapkan sudah lima tahun terakhir ia mengadakan kegiatan ini setiap kali bulan Ramadan di Yogyakarta. Kota ini dipilih bukan tanpa alasan.
"Saya lahir di Yogyakarta, dulu rumah saya di Poncowinatan dan jamu Sido Muncul awalnya diproduksi di Ketandan, sebelum keluarga kami pindah ke Semarang karena perang pada 1949," ucapnya.
Ia sengaja mengambil momentum Ramadan ketika menggelar acara ini. Bagi Irwan, Ramadan atau bulan puasa memiliki ciri menghasilkan kebaikan.
"Saling memaafkan dan menyayangi, dan saya berharap setelah puasa berakhir perbuatan baik itu juga tetap dilakukan," ujarnya.
Irwan mengungkapkan rahasia Sido Muncul mencapai 67 tahun karena berusaha meneruskan usaha dengan baik. Kebaikan tidak hanya dilihat dari kualitas produk, melainkan juga berusaha menciptakan manfaat bagi masyarakat.
Selain pemberian santunan, kegiatan rutin menjelang Lebaran yang dilakukan Sido Muncul adalah mudik gratis.
Pada tahun ini mudik gratis diadakan pada 9 Juni mendatang. Sebanyak 220 bus disiapkan untuk mengangkut 16.000-an pemudik.
Advertisement