Muram Purbalingga Usai Sang Bupati Ditangkap KPK

Seolah tak pernah terjadi apa-apa. Tetapi, suasana muram tetap terasa pasca-OTT KPK terhadap Bupati Purbalingga, Jawa Tengah.

oleh Muhamad RidloGaloeh Widura diperbarui 06 Jun 2018, 09:30 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2018, 09:30 WIB
Mobil dinas Pemkab Purbalingga disegel usai OTT Bupati Purbalingga oleh KPK. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Mobil dinas Pemkab Purbalingga disegel usai OTT Bupati Purbalingga oleh KPK. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Purbalingga - Satu unit mobil dinas Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Purbalingga, Jawa Tengah, bernomor polisi R 64 teronggok di parkiran Sekretariat Daerah Purbalingga.

Mobil ini jadi salah satu yang disita Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam Operasi Tangkap Tangan atau OTT Bupati Purbalingga, Tasdi, Senin petang, 4 Juni 2018.

Tiap sisi mobil dipasang barikade. Bodi mobil dikalungi KPK Line. Di kaca sebelah kanan, sisi pengemudi, terpampang jelas, "Disegel". Logo dan lambang KPK menegaskan mobil ini menjadi salah satu barang bukti.

Sejumlah pegawai keluar masuk kantor Setda Purbalingga. Seolah tak pernah terjadi apa-apa. Tetapi, suasana muram tetap terasa pasca-OTT Bupati Purbalingga.

Muram lebih terasa di Kantor Dinas Bupati. Tak ada aktivitas apa pun di sana, kecuali sejumlah anggota Satpol PP yang berjaga.

Mereka hendak memastikan wilayah ini steril. Tak ada seorang pun yang diperbolehkan mengakses ruang kantor dinas bupati usai OTT Bupati Purbalingga.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Pejabat-Pejabat Purbalingga yang Bungkam

Bupati Purbalingga Tasdi, saat meninjau proyek di akhir tahun 2017, termasuk pembangunan Purbalingga Islamic Center (PIC) yang kini diduga menjeratnya dalam sangkaan korupsi. (Foto: Liputan6.com/Dinkominfo PBG/Muhamad Ridlo)
Bupati Purbalingga Tasdi, saat meninjau proyek di akhir tahun 2017, termasuk pembangunan Purbalingga Islamic Center (PIC) yang kini diduga menjeratnya dalam sangkaan korupsi. (Foto: Dok. Dinkominfo PBG/Muhamad Ridlo)

Getir Purbalingga sebenarnya dimulai malam usai OTT Bupati Purbalingga, Nyaris tiap pejabat yang diminati konfirmasi ogah-ogahan menjawab.

Alasannya, mereka tak tahu pasti soal yang membelit sang bupati hingga ditangkap lembaga anti-rasuah itu. Saat itu tak ada pejabat Purbalingga yang bersedia berkomentar.

Barangkali, mereka sungkan. Bagaimana pun, Tasdi adalah atasan mereka.

"Saya belum tahu Pak. Pastinya saya belum tahu. Cuma saya dapat informasi itu dari WA itu. Dari teman-teman wartawan malahan yang menginformasikan," ucap seorang pejabat Pemkab Purbalingga yang enggan disebut namanya, saat dihubungi Liputan6.com, Senin malam, sekitar empat jam usai OTT Bupati Purbalingga.

"Otomatis yang prihatinlah, kalau itu betul-betul terjadi," kata Tongat, Ketua DPRD Purbalingga, tengah malam.

Komentar Tongat itu menjadi pernyataan paling jelas malam itu, dari kalangan pejabat Purbalingga. Meski, ia sendiri belum yakin 100 persen bahwa Tasdi telah ditangkap.

Kendati demikian, kemarin, Pemkab Purbalingga memastikan layanan publik tetap berjalan. Roda pemerintahan diharapkan tak terganggu usai penangkapan bupati ini.

Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Purbalingga, Suroto menjamin pelayanan publik di kantor pemerintahan Purbalingga tetap berjalan normal. Dengan begitu, masyarakat Purbalingga tak terganggu dengan OTT KPK ini.

Layanan Publik Usai OTT Bupati Purbalingga

Kantor Dinas Bupati Purbalingga sepi tanpa aktivitas, kecuali Satpol PP yang bertugas. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Kantor Dinas Bupati Purbalingga sepi tanpa aktivitas, kecuali Satpol PP yang bertugas. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

"Kami mengimbau kepada teman-teman ASN di di lingkungan Kabupaten Purbalingga, yang pertama untuk tetap tenang dan tetap melaksanakan aktivitas, pemerintahan, pembangunan, dan pemberdaayaan dan pembinaan kemasyarakatan sehari-hari seperti biasanya,” kata Suroto, Selasa, 5 Juni 2018, atau sehari usai sang bupati dicokok KPK.

Ia membenarkan, Bupati Purbalingga ditangkap bersama Kepala Bagian Lelang Pengadaan Pemkab Purbalingga, Hadi Iswanto dan ajudannya. Tetapi, hingga kini, Pemkab belum bisa menghubungi ketiga orang yang ditangkap dan dibawa ke Gedung KPK, Jakarta.

Namun, ia pun mengaku tak tahu kronologi penangkapan ini. Sebab, saat itu ia sedang mendampingi Wakil Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi melaksanakan tarawih keliling di Kutasari.

Pun dengan kasus yang menjerat Bupati Purbalingga sejak 2015 itu. "Kami sendiri belum paham terkait subastansinya. Dan sampai hari, ketiganya belum bisa dihubungi," dia menambahkan.

Tak ada tanda-tanda bahwa KPK akan melakukan OTT di Purbalingga. Sebab itu, penangkapan ini mengejutkan seluruh pegawai Pemkab Purbalingga.

Sebelumnya, Bupati Purbalingga, Tasdi ditangkap KPK bersama sejumlah orang lainnya. Usai penangkapan, Tasdi dibawa ke Polres Banyumas. Menjelang tengah malam, Senin lalu, Tasdi diboyong ke Gedung KPK, Jakarta dengan kereta api.

Bupati Purbalingga disebut menerima suap proyek Kabupaten Purbalingga. Namun, tak disebut proyek yang menyebabkan ia terjerat sangkaan korupsi.

Informasi yang diperoleh Liputan6.com, Tasdi diduga terlibat kongkalikong proyek pembangunan Purbalingga Islamic Center (PIC). Proyek senilai Rp 77 miliar ini dibiayai secara multiyears atau tahun anggaran berurutan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya