Gerombolan Gajah Acak-Acak Kebun Sawit yang Menghalangi Lintasannya

Bukan mengamuk, sebab gajah-gajah itu memang jalan di jalur lintasannya sambil mencari makanan dan yang terdekat ditemukan adalah kebun sawit warga.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Jul 2018, 03:01 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2018, 03:01 WIB
Gajah Liar
Seekor gajah melemparkan kotoran di Taman Nasional Minneriya di Sri Lanka tengah utara (17/5). Taman ini dibangun pada masa pemerintahan Kerajaan Anuradhapura oleh raja Mahasena sekitar 277 Masehi. (AFP Photo/Alex Ogle)

Liputan6.com, Meulaboh - Kawanan gajah sumetara (Elephas maximus sumatranus) merusak perkebunan sawit masyarakat pada jalur lintasannya di wilayah Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Aceh Barat, Adi Yunanda mengatakan, keberadaan satwa dilindungi tersebut sudah diketahui dua hari terakhir dan masih dalam proses upaya mengusir atau menghalau bersama pihak terkait.

"Tim dari DLHK bersama pihak terakait sudah turun melakukan pengecekan, pertama untuk melihat kawasan yang didatangi gajah-gajah tersebut. Di Aceh Barat ada gajah jinak CRU, nanti akan mencari cara, bagaimana penanganan satwa itu," jelasnya di Meulaboh, Sabtu, 30 Juni 2018, dilansir Antara.

Ia menyampaikan, luasan area kebun yang dirusak itu tidak begitu jauh dari permukiman masyarakat. Ia menambahkan belum bisa dikatakan satwa itu mengamuk dan masuk permukiman penduduk, karena di sana merupakan lintasan gajah-gajah itu.

Adapun lokasi yang dilaporkan didatangi satwa yang diberi gelar dalam bahasa Aceh "Tengku Rayeuk" itu, seperti wilayah Desa Sibintang, Kecamatan Panton Reu, kemudian wilayah Desa Puloe Tengoh, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat.

 

 


Proses Pengusiran Gajah

Gajah
Ilustrasi Foto Gajah (iStockphoto)

Sementara keberadaan Consevation Respon Unit (CRU) Alu Kuyun, berada di Kecamatan Woyla Timur, lokasi tempat gajah-gajah jinak tersebut hanya berjarak sekitar 5 hingga 6 kilometer dari kawasan perkebunan warga yang diamuk kawanan gajah itu.

"Diperkirakan mereka (kawanan gajah) berjumlah sembilan ekor, sebenarnya bukan mengamuk, tapi sambil jalan gajah-gajah itu kan mencari makan. Maka pohon sawit, pinang, pucuk pohon itu di makan dan batangnya pasti rusak," lanjut Kabid Kawasan Konservasi Lingkungan (KKL) DLHK Aceh Barat, Bos Ariadi Muis.

Tim CRU Alu Kuyun yang turun pada Sabtu, (30/6) siang telah berhasil mengusir kawanan gajah dari kawasan Sibintang, sehingga tidak terlihat lagi kawanan indukan dan anakan gajah di kawasan setempat pada siang hari.

Walaupun saat proses pengusiran diguyur hujan di kawasan perbukitan pedalaman Aceh Barat itu, tetapi tim CRU turun dengan membawa gajah jinak untuk memastikan gajah-gajah itu meninggalkan kawasan permukiman setempat.

"Dibilang mengamuk tidak juga, sebab itu memang jalur lintasan, sambil berjalan dia mencari makanan dan yang terdekat ditemukan adalah kebun sawit warga. Jadi daun muda atau pucuknya itu yang di makan, batangnya pasti dirusak," jelasnya.

Menurut perkiraan tim yang turun, kawanan gajah tersebut hanya berjumlah sembilan ekor, walaupun ada dua lokasi yang dilaporkan mendapat ngangguan gajah itu, namun kemungkinan besar adalah masih gajah yang sama.

Sebab, gajah tersebut hanya turun mencari makanan di kebun warga pada saat malam hari, atau sekitar pukul 19.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB, saat diusir dari Desa Sibintang, kemudian kawanan gajah berpindah ke Desa Puloe Tengoh, Aceh Barat.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya