Liputan6.com, Semarang - Dua puluh mahasiswa berprestasi dari 14 perguruan tinggi se-Indonesia, mengikuti program magang NTCA Indonesia Australia Pastoral Program (NIAPP) 2018. Ini adalah program pembelajaran semua hal berkaitan dengan ternak yang merupakan kerja sama antara Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) dan Northern Territory Cattlemen's Association (NTCA) / Perhimpunan Peternak Sapi Australia Utara.
Duapuluh mahasiswa itu harus mengikuti pelatihan awal di Alice Springs selama dua pekan. Kemudian magang di 10 peternakan besar di Northern Territory, Western Australia, dan Queensland.
Menurut Cici Helviza, peserta NIAPP asal Aceh, pelatihan awal untuk mahasiswa berprestasi ini selama dua minggu ini berfungsi untuk adaptasi dengan lingkungan baru, terutama cuaca. Mereka dilatih bekerja cepat, tepat, dan mengutamakan keselamatan.
Advertisement
Baca Juga
"Dengan program ini, kami berharap pemahaman kami tentang peternakan, khususnya di bidang industri sapi potong bisa terdongkrak," kata Cici melalui surat elektronik kepada Liputan6.com, Senin (9/7/2018).
Aviola Putri, peserta lain asal Semarang, menyampaikan pelatihan cukup kompleks. Mulai penerapan prinsip kesejahteraan hewan, pengendalian ternak, dan penggunaan alat keselamatan untuk bekerja.
"Kesejahteraan hewan adalah sebuah usaha untuk menjaga kondisi hewan bebas dari ketidanyamanan, haus dan lapar, sakit dan penyakit, bebas bertingkah laku, dan bebas dari rasa takut," kata Vio.
Jika hewan sejahtera, ternak akan mudah dikendalikan dan ternak tidak stres. Ternak yang tidak stres akan menghasilkan kualitas dan kuantitas daging yang baik. Hal itulah yang diterapkan dengan baik oleh para peternak di Australia. Hal-hal semacam ini dipelajari mahasiswa berprestasi dari Fakultas Peternakan yang ikut program ini.
Simak video menarik pilihan berikut di bawah :
Jaga Harga Dengan Lelang
Ditambahkan oleh peserta lain, Hilmi Abdurrohim asal Jawa Timur, di Alice Springs upaya penerapan kesejahteraan hewan dengan melakukan pengendalian ternak yang baik dan benar.
"Menggiring ternak tanpa kontak fisik agar ternak tidak mengalami stres," kata Hilmi Abdurrohim.
Selain itu, mahasiswa juga diberi kesempatan untuk melihat sistem penjualan ternak ala cowboy Northern Territory, Australia. Sistem perdagangan ternak dilakukan dengan cara dilelang per kandang. Harga yang digunakan pada lelang adalah sesuai dengan berat per kg hidup ternak.
Saat lelang, ternak yang dibesarkan secara organik memiliki harga lebih tinggi dibandingkan dengan ternak yang dibesarkan secara konvensional. Hal ini disebabkan oleh pakan organik sulit didapatkan dan memiliki biaya operasional yang lebih tinggi daripada pakan konvensional.
Dalam program ini, peserta NIAPP 2018 belajar tentang budaya masyarakat Australia khususnya peternak. Banyak hal eksotis yang dilakukan termasuk terlibat campfire (api unggun) di bawah milky way dan southhern cross (rasi bintang), ikon dari negara Australia.
Advertisement