Sematang - Sejak Desember 2017, RSUP dr Kariadi, Kota Semarang, telah merawat 23 penderita difteri. Empat pasien di antaranya berakhir dengan kematian.
Dari empat pasien itu, korban terakhir bernama Bn yang masih 12 tahun, warga warga RT 011/RW 003, Genuksari, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, pada Kamis, 19 Juli 2018 malam.
Menurut dokter Hapsari, seorang dokter spesialis anak di RSUP dr Kariadi, secara kuantitatif kasus difteri meningkat lagi. Meski pada Desember 2017 sudah agak mereda.
Advertisement
Baca Juga
"Tapi, ketika memasuki bulan Juni, temuannya semakin banyak," kata dr Hapsari seperti ditulis Solopos.com.
Hapsari menyebutkan dari empat suspect difteri yang meninggal dunia itu, dua orang di antaranya berasal dari Semarang. Sementara, dua korban lainnya dari Temanggung.
Korban terakhir, Bn dirujuk ke RSUP dr Kariadi dalam kondisi parah, Senin, 16 Juli 2018. Ia dirawat di RSUP dr Kariadi dalam keadaan denyut jantung sudah lemah dan toksin virus difteri diperkirakan telah menjalar ke ginjal. Bn pun dinyatakan meninggal dunia, Kamis sekitar pukul 16.55 WIB.
Sementara, satu warga Semarang lainnya yang meninggal akibat difteri, ialah A, warga Tembalang. Ia dirujuk ke RSUP dr Kariadi juga dalam kondisi parah, Juni lalu.
Ia dirawat dalam kondisi leher yang telah membengkak. Setelah menjalani rawat inap, A pun mengalami penyumbatan nafas, gangguan jantung, serta gagal nafas akibat virus difteri.
"Melihat jumlah pasien difteri sejak Desember 2017 hingga Juli 2018, terlihat gejala peningkatan yang signifikan. Kami membutuhkan ruang rawat yang lebih memadai untuk mengantisipasi kemungkinan lonjakan jumlah pasien difteri pada bulan-bulan ke depan," kata dr Hapsari.Â
Ikuti berita menarik lainnya dari Solopos.com di tautan ini.
Simak video pilihan menarik berikut di bawah :