Puluhan Tahun Menabung, Buruh Tani Probolinggo Akhirnya Berangkat Haji

Karena biaya yang tidak mencukupi, dia harus meninggalkan istrinya untuk melaksanakan ibadah haji tahun ini.

diperbarui 25 Jul 2018, 02:02 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2018, 02:02 WIB
Nabung 9 Tahun, Buruh Tani Miskin Bisa Berangkat Haji
Ju'an JCH asal Probolinggo yang merupakan buruh tani miskin akan diberangkatkan besok Rabu (25/7/2018) ke tanah suci Makkah. (TIMES Indonesia/Dicko W)

Probolinggo - Nasib baik berpihak pada Ju’an, seorang kakek berusia 76 tahun asal Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Buruh tani miskin itu akhirnya bisa menunaikan rukun Islam kelima, haji di tanah suci Makkah. Ini terwujud setelah warga warga Desa Opo-opo, Kecamatan Krejengan ini menabung selama puluhan tahun.

Ju’an, JCH (jemaah calon haji) yang sudah lanjut usia ini akan berangkat hari ini, Rabu (25/7/2018) pukul 05.00 WIB. Ia berangkat di Kelompok Terbang (Kloter) 28, rombongan 05 regu 04, melalui KBIH Safara Qolbi.

Saat TIMES Indonesia (timesindonesia.co.id) bertandang ke rumahnya, Selasa, 24 Juli 2018. Ju’an, yang kesehariannya berkerja sebagai tukang mengairi sawah milik orang ini, tampak mempersiapkan keberangkatannya.

Ia yang hanya tinggal di rumah berdinding gedek berukuran 9x5 meter ini, berangkat haji tidak bersama istrinya (Mustimah), karena menurutnya, hasil menabung hanya cukup berangkat haji sendiri.

Ju’an bercerita, sebagai tukang mengairi sawah (buruh tani) ini, tidak mendapatkan upah tiap hari, tapi dia menerima upah dari pemilik sawah tiap musim panen tiba, yakni tiga bulan sekali. Meski demikian, ia bertekad berangkat ibadah haji. Karena itu, ia sejak puluhan tahun lalu menyisihkan uang untuk ongkos naik haji.

"Tiga bulan sekali dari luas sawah sekitar sembilan hektare milik orang ini, saya mendapat upah kadang Rp 2,5 juta, kadang Rp 3 juta. Saya mengedepankan ibadah dulu, yang penting mimpi saya untuk naik haji terkabul. Soal rumah saya reyot dan jelek tak jadi masalah, yang penting saya bisa naik haji," ujar Ju’an, kepada TIMES Indonesia (timesindonesia.co.id).

Menurut Ju’an, ia kemudian menabung secara intensif selama 9 tahun untuk pelunasan pemberangkatan sebagai JCH. Namun, sebelumnya, ia sedikit demi sedikit menabung sendiri di rumahnya.

"Saya hanya tinggal bersama istri di rumah kecil berdinding gedek ini, kami masih belum dikaruniai keturunan selama menikah 32 tahun lamanya. Mohon doanya atas keberangkatan saya ke Makkah," tambahnya.

Ju'an, seorang tukang mengairi sawah di Kabupaten Probolinggo, berangkat ke Tanah Suci bersama 820 JCH lainnya, yang terdiri dua kloter. Ia akan diberangkatkan dari miniatur Kakbah di Desa Curasawo, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo.

Baca berita menarik lainnya dari Times Indonesia di sini.

Simak video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya