Cerita Mahasiswa Jualan Es Teh Demi Galang Dana untuk Gempa Lombok

Segelas es teh untuk bantuan gempa lombok dijual dengan harga Rp 5.000

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 09 Agu 2018, 13:32 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2018, 13:32 WIB
Mahasiswa UMP Purwokerto jualan es teh untuk menggalang dana gempa Lombok. (Foto: Liputan6.com/Humas UMP Purwokerto/Muhamad Ridlo)
Mahasiswa UMP Purwokerto jualan es teh untuk menggalang dana gempa Lombok. (Foto: Liputan6.com/Humas UMP Purwokerto/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Purwokerto - Indonesia berduka. Gempa Lombok yang menyebabkan seratusan lebih korban nyawa, ribuan korban luka dan kehilangan tempat tinggal menumbuhkan belas kasih dan empati masyarakat Indonsia.

Unngkapan keprihatinan hingga bantuan keanusiaan untuk korban gempa bumi Lombok pun terus mengalir dari berbagai daerah. Pun di Purwokerto, Jawa Tengah. Masyarakat dan mahasiswa berbagai elemen menghimpun dana yang akan disalurkan kepada korban gempa.

Dari sejumlah kelompok yang menggalang dana, ada satu yang menarik. Sekelompok mahasiswa Himpunan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Sejarah Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) berjualan es teh untuk menggalang dana.

Es teh itu ditaruh di sebuah nampan kecil. Dua orang memegang nampan. Sebuah poster berisi pesan penggalangan dana untuk gempa Lombok terpampang di sudut jalan.

Cara kreatif penggalangan dana ini pun menarik perhatian mahasiswa maupun warga yang melintas. Mereka antusias membantu korban gempa Lombok dengan cara unik ini.

Harga segelas es teh pun normal-normal saja. Segelas es teh dijual dengan harga Rp 5.000. Pembeli punya dua keuntungan sekaligus, mengobati dahaga, sekaligus membantu korban gempa Lombok.

"Tapi jika mau kasih lebih ya Alhamdulillah. Kami tawarkan kepada mahasiswa, warga sekitar, dan pengendara motor maupun mobil," ucap penanggung jawab penggalangan dana gempa Lombok, Fajar Janu Subekti, Rabu, 8 Agustus 2018.


Antusiasme Pembeli Es Teh Penggalangan Dana Gempa Lombok

Penggalangan dana untuk korban gempa Lombok dilakukan dengan beragam cara oleh mahasiswa UMP Purwokerto. (Foto: Liputan6.com/Humas UMP Purwokerto/Muhamad Ridlo)
Penggalangan dana untuk korban gempa Lombok dilakukan dengan beragam cara oleh mahasiswa UMP Purwokerto. (Foto: Liputan6.com/Humas UMP Purwokerto/Muhamad Ridlo)

Tak hanya itu, mahasiswa juga berkeliling ke seantero kampus dan ke kampung-kampung terdekat di sekitar kampus. Hanya dalam waktu sehari saja, terkumpul dana sebesar Rp 2.681.300.

Melihat antusiasme pembeli, diyakini dana ini akan cepat bertambah. Jika dianggap cukup dan patut, dana ini akan disalurkan ke korban gempa bersama dengan bantuan bentuk lain, yakni pakaian bekas.

Untuk menyalurkan bantuan ini, mahasiswa UMP sudah menjalin kerjasama dengan organisasi #YukNgaji di Lombok.

Menurut dia, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengasah kepekaan sosial dan empati untuk membantu saudara Lombok yang terkena musibah bencana gempa bumi.

"Kita masuk di lingkungan Dukuh Waluh. Sore kami berjualan di lampu merah. Hasil dari penjualan akan kami berikan penuh ke korban bencana Alam," ujarnya.

Seorang pembeli es teh, Arif Solehan mengatakan baru pertama kali mendapati ada penggalangan dana dengan berjualan es teh seperti ini. Menurut dia, kegiatan ini sangat kreatif dan bisa menjadi contoh bagi organisasi atau lembaga lain.

Dia pun yakin dengan penggalangan dana seperti ini, masyarakat akan semakin berempati kepada para penggalang dana. Dana yang terkumpul pun bakal bertambah besar dibanding cara konvensional.

"Saya rasa, ini cukup kreatif untuk kegiatan kemanusiaan. Saya lebih suka lihat yang seperti ini dari pada nyodorin kotak sambil minta-minta. Semoga dibalas yang lebih baik," ucap Arif.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya