Liputan6.com, Purbalingga - Sebentar lagi, muslim di seluruh dunia merayakan Idul Adha. Kebutuhan hewan kurban pun meningkat pesat seiring dekatnya hari H.
Kambing dan sapi jamak dipilih sebagai hewan kurban. Sejumlah prasyarat mesti terpenuhi. Di antaranya, sehat, tak cacat, dan berusia cukup.
Advertisement
Ada pula yang mencari hewan kurban dengan syarat lainnya, sempurna. Perlambang sempurna biasanya ditambah dengan syarat lain yang tak wajib, besar, gagah, dan bagus tanduknya (bagi hewan bertanduk).
Advertisement
Ada pula yang beribadah kurban dengan penuh kebanggaan. Mereka mencari hewan kurban, misalnya sapi dengan bobot super.
Baca Juga
Nah, jika mencari sapi jumbo, di Purbalingga, ada sapi seberat 1,1 ton yang siap dijadikan hewan kurban di hari Idul Adha. Sapi jenis Simmental ini dimiliki oleh Musabikhun, warga Mrebet.
Selasa, 7 Agustus 2018 lalu, sapi jumbo ini mengikuti kontes hewan ternak bertajuk “Potensi Hewan Ternak di Purbalingga”. Tubuhnya tinggi besar, dengan punggung nyaris setinggi pria dewasa.
Di antara 50 peserta yang terdiri dari sapi dan kambing, sapi peliharaan Musabikhun menjadi primadona. Pengunjung umum hingga para pejabat berfoto-foto dengan si sapi jumbo yang sudah cukup usia menjadi hewan kurban ini.
Lantas, bagaimana ia memelihara sapi jumbonya hingga bisa tumbuh sebesar ini?
Wacana Wisata Edukasi Peternakan Purbalingga
Menurut Musabikhun, tak ada yang berbeda cara dia merawat sapi dengan peternak-peternak lainnya. Sapi diberi makan jerami, konsentrat, serta pakan tambahan lainnya.
Namun, sapinya ternyata bisa tumbuh sampai memiliki bobot 1,1 ton. Di negara asalnya, sapi Simmental memang dikenal memiliki kecepatan tumbuh cepat dan ukuran tubuh yang besar. Konon, ia berasal dari daerah Simme, Swiss.
"Saya buka harga pertama Rp 75 juta," ucap Musabikhun, Selasa, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Selasa, 7 Agustus 2018.
Meski begitu, ia tetap membuka peluang bagi yang tertarik untuk menawar. Namun, penawaran tipis. Sebab, ia mengaku telah mengeluarkan banyak biaya untuk membesarkan si sapi Simmental ini.
Kepala Dinas Pertanian Purbalingga, Lily Purwati mengatakan kontes ternak di Purbalingga adalah upaya pemerintah untuk memacu pelaku usaha hewan ternak untuk lebih produktif. Dengan begitu, pada tahun 2026 Purbalingga bisa berswasembada daging sapi.
Seperti diketahui, hingga saat ini, Indonesia, termasuk Purbalingga masih mengandalkan daging sapi impor untuk memenuhi kebutuhan. Padahal, dari hari ke hari, konsumsi daging sapi semakin tinggi.
"Silakan para peternak untuk berlomba-lomba agar hewan ternaknya lebih produktif sehingga kita bisa berswasembada daging sapi dan tidak lagi impor," ujar Lily.
Dia mengklaim, secara geografis Purbalingga sangat potensial untuk mengembangkan peternakan sapi. Ada pula lahan tandus tak produktif yang bisa ditanami rumput sebagai pakan ternak.
"Ini bisa memenuhi pakan ternak sebanyak 245 ribu satuan ternak," ucapnya.
Plt. Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi, pun mendukung pengembangan peternakan di wilayah lereng Gunung Slamet ini. Ia bahkan berwacana akan menyulap wilayah Pakejen, Kutasari, jadi destinasi wisata edukasi peternakan.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement