Liputan6.com, Bandung - Tim sinkronisasi yang dibentuk selama masa transisi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil beserta wakilnya Uu Ruzhanul Ulum resmi mengakhiri tugasnya.
Ridwan dan Uu membubarkan secara resmi tim yang telah bekerja selama 6 minggu itu untuk melakukan akselerasi percepatan kerja gubernur dan wakil gubernur Jabar 2018-2023.
"Ini sangat luar biasa, menandakan kami dipilih secara demokratis, memulai proses perencanaan masa depan 5 tahun Jabar juga dengan demokratis dan akan diawasi secara demokratis juga," ujar Ridwan di Bandung, Sabtu (15/9/2018).
Advertisement
Tim yang diketuai oleh Erry Riyana Hardjapamekas tersebut, didukung oleh 31 kelompok kerja dengan 565 anggota yang di antaranya terdiri dari 133 doktor dan 10 profesor yang telah menyelenggarakan 200 kali rapat.
Tim ini juga menyerap 5.500 aspirasi online, merumuskan 742 program, merekomendasikan 24 program quick wins pada tahun 2018 dan 94 quick wins pada tahun 2019.
Setelah dibubarkan dan telah menerima buku Prolog Jabar Juara Lahir Batin setebal 1.000 halaman lebih, Emil meminta tidak ada lagi yang mengatasnamakan TOS melainkan kembali menjadi masyarakat yang mengawal dengan cara yang baik.
"Tim ini sekarang telah kami bubarkan jadi tidak boleh ada lagi yang mengatasnamakan tim transisi tapi kembali jadi masyarakat yang mengawal kami," ujarnya.
Tugas berikutnya kini ada di tangan Sekretaris Daerah Jabar Iwa Karniwa untuk menerjemahkan ke-742 program ke dalam bahasa birokrasi dan bahasa program. Hasilnya akan menjadi bahan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jabar yang akan disosialisasikan kepada anggota dewan.
"Sehingga saya dan Pak Uu bisa memulai selama 5 tahun ini penuh dengan program-program sesuai janji politik dan visi-misi kami," kata pria yang akrab disapa Emil itu.
Ia berharap, masyarakat terus mengawal janji dan komitmennya yang nanti akan terpampang di situs.
"Cara ini bisa menjadi contoh bahwa di Jabar sangat dirangkul semua pihak untuk terlibat, mudah-mudahan Jabar di ujung 5 tahun menjadi provinsi terbaik se-Indonesia," harapnya.
Simak video pilihan berikut ini:
Program 100 Hari
Untuk program 100 hari ke depan, ada 24 program dari pasangan Emil dan Uu yang akan dikerjakan. Di antaranya yang akan segera diluncurkan yaitu Jabar quick respon, mempersiapkan 1 desa 1 perusahaan, program layad rawat, layanan publik berbasis smart city.
"Kita sudah mulai untuk 100 hari ke depan jadi jumlahnya ada 24 program yang akan kita rilis satu-persatu," kata Emil menerangkan.
Sementara Erry Riyana Hardjapamekas mengungkapkan, tim transisi dibentuk sebagai salah satu upaya mendorong partisipasi publik untuk turut memberi masukan dan usulan pembangunan di Jawa Barat.
"Ini merupakan salah satu upaya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjadikan publik dan warga sebagai subjek pembangunan yang turut terlibat dalam menentukan arah pembangunan dengan memberikan gagasan dan saran-saran pembangunan," ungkap Erry.
Dokumen rekomendasi berupa buku prolog yang diserahkan nantinya dapat digunakan oleh gubernur berdasarkan skala prioritas dan kebutuhan pembangunan di Jabar. Rekomendasinya dapat dimasukkan ke dalam RKPD dan RPJMD Jabar.
Erry mengatakan, pembubaran tim transisi untuk menegaskan peran penting gubernur untuk memperkuat birokrasi dalam mempercepat pembangunan.
Namun, menurutnya, jika Emil merasa perlu mendapatkan masukan dari para pakar dan akademisi yang tergabung dalam tim sinkronisasi, gubernur dapat membentuk forum dalam melaksanakan percepatan pembangunan.
Salah satu rekomendasi penting lain yang disampaikan oleh tim kepada Emil terkait kemudahan investasi dan perlunya kepastian hukum yang menghadirkan kepastian usaha bagi para investor yang akan berinvestasi di Jabar.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement