Liputan6.com, Temanggung - Kebakaran Gunung Sumbing telah memasuki pekan kedua. Selama tiga hari berturut-turut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengerahkan helikopter untuk memadamkan api yang menyala-nyala.
Perlahan tapi pasti, api mulai bisa dikendalikan. Titik api yang semula ada di lima lokasi secara signifikan turun hanya menjadi dua titik.
Sayangnya, water bombing yang dilakukan sejak Rabu lalu tak semaksimal yang diharapkan. Kabut tebal membuat jarak pandang pilot di Gunung Sumbing terganggu. Operasi dari udara pun mesti dihentikan.
Advertisement
Jika tak ada aral melintang, Kamis, 20 September 2018, adalah hari terakhir operasi pemadaman api dari udara. Helikopter Kamov pun diterbangkan dari Semarang ke Temanggung untuk melaksanakan misi terakhir ini.
Tetapi, lagi-lagi kabut tebal menganggu penerbangan. Pilot tak leluasa memantau keberadaan titik api yang kini tinggal kepulan asap. Penerbangan dalam kondisi ini tentu juga membahayakan pesawat.
Â
Baca Juga
"Saya kira, hari ini (Operasi water bombing) sepertinya tidak bisa, Pak. Karena ini ada kabut. Yang mudah-mudahan api sudah mengecil,"kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Harian BPBD Temanggung, Gito Walngadi, Kamis, 20 September 2018.
Akan tetapi, petugas gabungan tak menyerah. Pantauan menunjukkan titik api kebakaran Gunung Sumbing sudah mengecil dan tinggal kepulan asap usai operasi water bombing dengan Helikopter Kamov selama tiga hari berturut-turut.
Mereka ingin segera menyudahi kebakaran yang telah merepotkan BPBD lokal, provinsi, hingga daerah. Bahkan, saking besarnya pemadaman, petugas gabungan lintas lembaga pun mesti diterjunkan.
Untuk itu, petugas dan relawan terus menyisir titik api di lereng Gunung Sumbing. Penyisiran dan mungkin pemadaman, bakal digelar hingga sepekan ke depan, Kamis, 27 September 2018.
"Hari ini (titik api) tidak terpantau. Sukur-sukur titik api sudah tidak ada. Itu harapan kami," ujarnya, menerangkan kondisi terakhir kebakaran Gunung Sumbing.
Ratusan Relawan Sisir Kebakaran Gunung Sumbing
Dia mengungkapkan, pada Rabu lepas siang, saat kabut mulai turun dan menyudahi operasi pengeboman dengan air, dua titik api yang masih terdeteksi pada Rabu berada di kawasan yang sama, yakni petak 20-1 KPH Perhutani Temanggung.
Namun, yang nampak adalah kepulan asap, bukan api. Kondisi Gunung Sumbing yang berkabut pun ternyata masih terjadi hingga Kamis sehingga menyulitkan pantauan udara.
Sebab itu, BPBD Temanggung kini hanya mengandalkan pemantauan hasil penyisiran relawan yang berada di lapangan. Hingga siang, belum ada tim relawan yang melaporkan keberadaan titik api.
"Artinya, titik api itu sudah mati 100 persen atau belum. Jadi hari ini penyisiran juga. Ini penyisiran belum kontak ke kita. Kalau titik api sudah mengecil," dia menegaskan.
Meski demikian, ia juga memastikan bahwa api Gunung Sumbing wilayah Wonosobo telah padam. Usai operasi water bombing, lereng Sumbing wilayah Wonosobo diguyur hujan.
Akan tetapi, hujan yang diharapkan turun di Temanggung tak terjadi. Rabu malam, hanya gerimis yang turun di Wonosobo.
Menurut Gito, gerimis ini dinilai tak mampu memadamkan api yang tersisa. Sebab itu pemadaman akan tetap mengandalkan water bombing dan pemadaman secara manual oleh petugas dan relawan gabungan yang menyisir lereng Sumbing.
Mengingat potensi kebakaran yang masih tinggi, ia melarang warga membersihkan lahan dengan api. Ia juga mengimbau agar warga berhati-hati saat melakukan aktivitas kecil yang berisiko, seperti membuang putung rokok yang masih menyala di kawasan yang mudah terbakar.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement