Drama Penculikan Siswa oleh Guru MI di Malang

Siswa korban penculikan gurunya sempat ditampar saat meminta pulangdi tengah pelarian mereka ke Lembah Lani, Malang.

diperbarui 24 Sep 2018, 16:30 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2018, 16:30 WIB
Bawa ke Hutan, Guru MI Malang Sempat Tampar Mulut Siswa Saat Minta Pulang
LB dibonceng oleh Kanit Reskrim Polsek Poncokusumo Aiptu Andik Risdianto sesaat setelah ditemukan. (Istimewa/JawaPos.com)

Malang - Polisi masih mendalami kasus penculikan yang dilakukan oleh Sobirin (44), seorang guru MI di Pakisaji Malang. Tidak hanya membawa kabur muridnya berinisial LB ke Lembah Pani, Sobirin ternyata juga sempat mengancam dan menampar korban.

Kasatreskrim Polres Malang AKP Adrian Wimbarda menjelaskan, tersangka mengancam akan meninggalkan korban di hutan.

"Jika korban tidak ikut naik ke atas, tersangka akan meninggalkan LB di hutan selama sebulan," kata Adrian kepada JawaPos.com, Minggu petang, 23 September 2018.

Salah seorang sumber JawaPos.com di internal kepolisian menceritakan, LB sempat menangis. Dia meminta Sobirin agar mengantarnya pulang. Namun, permintaan itu tidak digubris oleh gurunya. Sobirin tetap mengajak LB ke Poncokusumo.

Sobirin kemudian mengajak LB ke sungai yang ada di kawasan Poncokusumo. Tak lama kemudian, mereka kembali ke rumah kerabat Sobirin yang sebelumnya dijadikan tempat singgah.

Di sana, LB terus saja menangis. Bahkan, dia menolak makanan dan minuman yang diberikan tuan rumah. Demikian pula ketika korban diberi uang untuk jajan, penghobi musik itu tetap menangis dan meminta pulang.

Tidak mengindahkan permintaan siswa kelas IV itu, ia justru mengajak korban ke tengah hutan yang berada di Poncokusumo, Malang. Setelahnya, guru MI mengajak korban berjalan menyusuri hutan.

Di tengah hutan, Sobirin mendirikan tenda untuk istirahat. Dia berjanji, jika LB menurut padanya, akan dipulangkan Senin. "Korban bahkan ditampar mulutnya oleh pelaku karena terus merengek pulang," ungkap sumber internal kepolisian tersebut.

Sementara itu, berdasarkan pengakuan LB, saat berada di Lembah Pani dia hanya mengenakan seragam putih merah. Seragam itu pula yang dikenakannya saat Sobirin menjemput di kelas, Rabu, 19 September 2018.

Di lembah yang jauh dari jangkauan manusia tersebut, LB dan Sobirin hanya mengonsumsi mi instan yang dibawa oleh tersangka selama tiga hari dua malam.

 

Baca berita menarik JawaPos.com lainnya di sini.

 

Ditembak Polisi

Kapolsek Tembak Anak Buah hingga Tewas Alami Syok, Diperiksa Propam
Ilustrasi polisi melepaskan tembakan. Foto: Kriminologi.id

Mereka menggunakan kompor portable mini untuk memasak. Agar terlindung dari cuaca buruk, keduanya berlindung di tenda yang dibangun tersangka.

Sebenarnya, bocah itu sudah mendengar ada orang meneriakkan namanya. "Hanya saja LB takut menyahut, karena diminta diam oleh tersangka," ujar sumber tersebut.

Sejak Rabu, 19 September 2018, LB dilarikan oleh gurunya sendiri ke Lembah Pani, Poncokusumo, Kabupaten Malang. Hilangnya siswa berbadan tambun itu dilaporkan kepada Polres Malang, Kamis, 20 September 2018.

Tim segera dibentuk, dibantu warga mereka menyisir ke sejumlah lokasi. Akhirnya, korban dan tersangka berhasil diamankan Sabtu siang, 22 September 2018.

Tersangka terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas karena berusaha melawan dan kabur saat akan ditangkap. Timah panas bersarang di kaki kanannya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya