Top 3 Berita Hari Ini: Peran Besar DN Aidit di Awal Kemerdekaan

Top 3 berita hari ini, Dipa Nusantara Aidit, atau yang dikenal sebagai DN Aidit punya peran besar dalam rapat raksasa di Lapangan Ikada.

diperbarui 29 Sep 2018, 06:15 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2018, 06:15 WIB
DN Aidit
Sejumlah fakta yang jarang terungkap soal sosok DN Aidit, tokoh politik pasca kemerdekaan, yang kerap dikaitkan dengan G30S PKI (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Yogyakarta - Top 3 berita hari ini, nama DN Aidit, sangat lekat dengan kemunculan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Tanah Air, pada kisaran 1950-1960-an. Kala itu, dia pernah menjadi pemimpin senior Partai Komunis Indonesia (PKI).

Seiring keterlibatannya dalam partai berlambang palu arit kala itu, namanya pernah menjadi lembaran hitam dalam sejarah Indonesia. Bahkan terbilang menyeramkan jika dibicarakan.

Padahal ada sejumlah fakta penting, bahwa pria kelahiran Tanjung Pandan, Belitung, 30 Juli 1923 itu, salah satu tokoh yang memiliki peran besar dalam pembangunan bangsa ini di awal kemerdekaan.

Sementara itu, kecelakaan di ruas Tol Surabaya Mojokerto (Tol Sumo) hingga kini masih menyisakan duka mendalam bagi para keluarga serta sahabat para korban.

Dalam insiden nahas itu, istri Kapolres Tulungagung, Anggi Tofik dan ajudan Kapolres Bripda Lutfi dinyatakan meninggal dunia. Usai disalatkan di Masjid Arif Nurul Huda Polda Jatim, jenazah kedunya dimakamkan di daerahnya masing-masing.

Untuk istri Kapolres akan dimakamkan di Subang, Jawa Barat, sesuai permintaan keluarganya. Sedangkan ajudan Kapolres Tulungagung akan dimakamkan di Tulungagung. 

Berikut berita terpopuler dalam Top 3 Berita Hari Ini:

1. 4 Fakta soal DN Aidit PKI yang Jarang Terungkap

Sejumlah fakta yang jarang terungkap soal sosok DN Aidit, tokoh politik pasca kemerdekaan, yang kerap dikaitkan dengan G30S PKI (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Dipa Nusantara Aidit, atau yang dikenal sebagai DN Aidit punya peran besar dalam rapat raksasa di Lapangan Ikada. Perhelatan yang dilakukan satu bulan setelah proklamasi, tepatnya, 19 September 1945, ternyata tidak semulus yang dibayangkan.

Sukarno tidak begitu saja datang dan berpidato di hadapan rakyatnya. Alasannya dia khawatir Jepang akan datang saat rapat raksasa dilakukan di Ikada.

Saat itu DN Aidit naik ke atas panggung dan mengajak mereka bernyanyi serta berteriak yel-yel kemerdekaan.

Selengkapnya... 

2. Pemakaman Istri Kapolres Tulungagung Tanpa Kehadiran Sang Suami

Jenazah Anggi Tofik istri Kapolres Tulungagung beserta Bripda Lutfi ajudannya, disholatkan di Masjid Arif Nurul Huda Polda Jatim oleh ratusan polisi. (Suarasurabaya.net/Istimewa)

Jenazah istri Kapolres Tulungagung, Anggi Tofik, beserta Bripda Lutfi ajudannya, disalatkan di Masjid Arif Nurul Huda Polda Jatim. 

Setelah disalatkan, kata dia, kedua jenazah akan dipulangkan ke rumah duka masing-masing. Untuk istri Kapolres akan dimakamkan di Subang, Jawa Barat, sesuai permintaan dari keluarganya.

"Anggi merupakan warga Subang. Kini, keluarga Anggi juga tengah menunggu di sana. Keputusan memakamkan Anggi di Subang juga telah disetujui oleh suami, anak-anaknya, dan orang tua korban," kata Wakapolda Jatim Brigjen Pol M Iqbal.

Selengkapnya...

3. Cerita Menara Air Tertinggi di Asia Tenggara dan Wali Kota Masuk Penjara

Menara Air menjadi salah satu ikon Kota Cirebon merupakan karya fenomenal di era Walikota Cirebon RSA Prabowo yang merupakan kader PKI. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Menurut catatan sejarah, kota yang dijuluki Kota Udang ini memilki sejumlah peninggalan budaya yang fenomenal. Menara Air Kota Cirebon pernah dianggap sebagai menara air tertinggi di Asia Tenggara.

Bangunan dengan tinggi lebih dari 2 meter itu dibangun pada tahun 1961.

Lepas dari jaman kolonial Belanda, Pemerintah Kota Cirebon terus membangun daerah. Dia menyebutkan, di era Wali Kota RSA Prabowo, Cirebon menunjukkan prestasinya dengan membangun menara air.

Selengkapnya...

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya