Mengenang Agnes, Korban Gempa Palu yang Dimakamkan di Medan

Agnes dikenal sebagai wanita yang tomboy dan lincah, bahkan mudah bergaul. Wanita 23 tahun itu bekerja sebagai CPNS di Polhut Palu sejak Januari 2018.

oleh Reza Efendi diperbarui 06 Okt 2018, 22:05 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2018, 22:05 WIB
Duka keluarga korban gempa Palu di Medan
Duka keluarga korban gempa Palu di Medan (Liputan6.com/Reza Perdana)

Liputan6.com, Medan - Suasana duka menyelimuti pasangan suami istri Hotlan Sitorus dan Agnes Christina br Sitorus. Keduanya adalah orang tua Agnes Kristina Sitorus, salah satu korban tewas gempa dan tsunami Palu, Sulawesi Tengah.

Jenazah wanita 23 tahun itu ditemukan pada Selasa 2 Oktober 2018 atau lima hari pasca bencana gempa dan tsunami Palu, Jumat 28 September 2018. Saat kejadian, Agnes sedang berada di Hotel Roa Roa, Jalan Patimur, Palu Selatan, Kota Palu.

Jenazah Agnes diterbangkan dari Palu menggunakan pesawat Hercules ke Balikpapan. Kemudian dibawa dengan pesawat Batik Air nomor penerbangan ID 6886.

Di Bandara Kualanamu, jenazah disambut Wakapolres Deli Serdang, Kompol Arnis, dan perwakilan BKSDA di terminal kargo pada Kamis, 4 Oktober 2018, pukul 14.00 WIB.

Lalu jenazah dibawa ke rumah duka di Komplek Bali Indah Nomor 14, Jalan Lembaga Pemasyarakatan, Kecamatan Helvetia, Tanjung Gusta, Kota Medan, menggunakan ambulans milik Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut.

Kesedihan juga dirasakan Richard Sirait, salah satu teman Agnes yang turut membawa jenazahnya dari Palu ke Medan.

"Baru setahun lalu dia (Agnes) menamatkan kuliahnya di Universitas Diponegoro, di Semarang," kata Richard, Jumat 5 Oktober 2018.

Setelah menamatkan kuliahnya, Agnes sempat bekerja di Unit Laboratorium Eco Green. Wanita kelahiran Medan, 5 Mei 1995 ini kemudian memutuskan bekerja sebagai CPNS di Polhut Palu, Sulawesi Tengah. Namun gempa dan tsunami Palu, merengut nyawa anak kedua dari tiga bersaudara ini.

Paman korban, Kristianto Sitorus mengungkapkan, Agnes dikenal sebagai wanita yang tomboy dan lincah, bahkan mudah bergaul. Wanita 23 tahun itu diketahui Kristianto bekerja sebagai CPNS di Polhut Palu sejak Januari 2018.

"Saat gempa terjadi, kami dapat kabar keponakan saya ini hilang. Anaknya ini tomboy, sekarang sudah enggak ada dia," ungkapnya.

Agnes dimakamkan di Pekuburan Kristen Simpang Melati. Di rumah duka tampak terpajang sejumlah papan bunga ucapan bela sungkawa yang berasal dari keluarga dan kerabat korban. Tampak juga papan bunga berasal dari alumni SMP Santo Thomas 4 Medan.

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya