Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) akan memprioritaskan program modifikasi cuaca atau hujan buatan di kawasan bendungan yang terjadi penyusutan air secara drastis untuk mengatasi masalah kekeringan akibat musim kemarau di Jabar.
"Didahulukan dulu hujan di daerah bendungan-bendungan, waduk-waduk yang sekarang turun lebih dari 10 meter," kata Gubernur Jabar Ridwan Kamil usai menghadiri acara Dialog Nasional Indonesia Maju di Rest Area Urug, Kota Tasikmalaya, Sabtu.
Ia menuturkan, Pemerintah Provinsi Jabar telah melakukan berbagai upaya mengatasi persoalan kekeringan akibat musim kemarau.
Advertisement
Baca Juga
Salah satu upaya yang akan dilakukan pemerintah, kata dia, dengan melakukan modifikasi cuaca bekerja sama dengan institusi terkait agar aliran air kembali normal dan lancar.
"Mudah-mudahan dengan solusi itu air bisa kembali normal. Hujan buatan ini minimal 20 kali dalam satu minggu," katanya.
Ia menambahkan, persoalan kekeringan dan upaya kesiapan menjalankan program modifikasi cuaca tersebut sudah disampaikan langsung kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.
"Saya sudah lapor ke Ibu, Ibu akan menyampaikan ke Presiden untuk ambil tindakan, Minggu besok kita mulai melakukan teknologi rekayasa iklim," katanya.
Ridwan Kamil juga mengajak masyarakat untuk melaksanakan salat istisqa atau salat meminta hujan dan hal ini sebagai salah satu upaya mengurangi dampak kekeringan yang melanda hampir merata di seluruh daerah Jawa Barat.
Rencananya Pemprov Jabar bersama masyarakat di Kota Bandung dan sekitarnya juga akan menggelar salat istisqa dalam waktu dekat. Emil, sapaan akrabnya, juga berharap di daerah lain juga melakukan hal yang sama.
"Kalau bisa minggu ini kepada para ulama mengajak masyarakatnya untuk melaksanakan shalat istisqa, itu arahan dari saya sebagai Gubernur. Semoga musim kemarau segera berakhir," kata Ridwan Kamil.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Â