KPA: Masih Ada Ribuan Penyuka Sesama Jenis di Sukabumi

Menurut pendataan tahun 2018, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Sukabumi menyatakan masih ada ribuan gay di daerah tersebut.

oleh Devira PrastiwiLiputan6.com diperbarui 15 Okt 2018, 21:00 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2018, 21:00 WIB
LGBT atau GLBT Lesbian Gay Biseksual dan Transgender
Ilustrasi Foto LGBT atau GLBT (Lesbian Gay Biseksual dan Transgender). (iStockphoto)

Liputan6.com, Sukabumi - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Sukabumi menyatakan, ada ribuan gay atau lelaki seks lelaki (LSL) dari hasil pemetaan sekaligus pendataan yang dilakukan pihaknya sepanjang 2018.

"Gay pada 2015 sebanyak 1.320 orang, namun 2017 menurun menjadi 1.080 orang, dan untuk 2018 ini jumlahnya masih diangka ribuan, namun masih dalam pendataan dan pemetaan," ujar Ketua KPA Kota Sukabumi Achmad Fahmi, seperti dikutip Antara, Senin (15/10/2018).

Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan masih banyaknya gay atau LSL ini, seperti pergaulan, kondisi keluarga yang tidak harmonis, kurangnya pemahaman agama, dan lain-lain.

"Keberadaan gay ini menjadi sorotan, namun jangan dijadikan stigma. Maka dari itu, KPA berupaya memberikan pemahaman kepada kaum gay yang ada di Kota Sukabumi agar kembali sehat," paparnya.

Sebab, lanjut Fahmi, gay merupakan salah satu penyakit kelainan seksual walaupun memang sulit untuk disembuhkan. Namun demikian, kata dia, kepada gay atau LSL yang sudah dijangkau oleh pihaknya selalu diberikan penyuluhan.

"(Penyuluhan) pertama agar bisa lebih dekat dengan agama, pemberian pemahaman agar keluar dari kelompoknya, serta ketahanan keluarga," kata dia.

Fahmi menuturkan, untuk menyembuhkan gay ini memang harus balik lagi kepada diri LSL tersebut karena mereka sakit itu bukan jiwanya, tetapi orientasi seksualnya yang menyimpang sehingga senang sesama jenis.

Serta, kata dia, tidak kalah penting gay pun harus keluar dari kelompoknya jika ingin sembuh.

"Mayoritas gay yang ada di Kota Sukabumi berusia produktif yakni dari 15 hingga 40 tahun. Biasanya seseorang mengalami kelainan seksual karena faktor ketahanan keluarga sehingga tidak betah di rumah dan mencari pengakuan di luar rumah, akibatnya terjerumus," terang Fahmi.

 

Terus Berikan Pemahaman

Ilustrasi Foto LGBT atau GLBT (Lesbian Gay Biseksual dan Transgender). (iStockphoto)
Ilustrasi Foto LGBT atau GLBT (Lesbian Gay Biseksual dan Transgender). (iStockphoto)

Fahmi mengatakan, KPA sebagai lembaga kemanusiaan juga terus berupaya memberikan berbagai pemahaman kepada kelompok rawan penyebaran HIV/AIDS salah satunya kaum gay.

Pihaknya juga sudah memberikan imbauan kepada gay agar tidak terbuka dan melakukan aktivitas yang bisa menularkan atau tertular HIV.

Dia menegaskan, keberadaan mereka bukan harus diberantas, tetapi harus disembuhkan sebab orang sakit pasti bisa disembuhkan.

Namun, kata Fahmi, kembali lagi apakah gay ini mau sembuh dari kelainan seksualnya seperti mendekatkan diri kepada agama dan menjauhi kelompoknya atau lainnya.

"Sudah ada beberapa gay yang menikah dengan lawan jenis, tetapi memang ada juga yang menikah dengan wanita tetapi masih suka berhubungan seksual dengan sesama jenis. Kami pun menyiapkan berbagai progam untuk penanggulangannya setelah hasil pendataan dan pemetaan selesai," tegas Fahmi.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya