Liputan6.com, Purbalingga - Mungkin orang tak menyangka para model cantik berbusana batik nan seksi itu adalah para pedagang sejumlah pasar tradisional di Purbalingga. Lenggak-lenggoknya nyaris tak berbeda dengan model kawakan dengan jam terbang tinggi di atas catwalk.
Namun, dari nomor urut yang tertempel di tubuhnya mereka memang benar peserta dalam peragaan busana batik bertajuk 'Lenggak Lenggok Neng Pasar Segamas'. Sebanyak 147 orang turut serta dalam peragaan busana ini.
Mereka adalah pedagang Pasar Segamas, Pasar Bobotsari, Pasar Bukateja, Pasar Kutasari, dan pasar-pasar tradisional lain di Kabupaten Purbalingga. Hari itu, mereka menjelma menjadi model cantik berbalut batik.
Advertisement
Beberapa pedagang, mengenakan busana batik nan anggun. Beberapa lainnya, tampak rupawan dalam balutan batik nan seksi.
Baca Juga
Bahkan, juri pun dibikin kagum. Dia adalah Meutia Taurissa Susmex atau lebih tenar dengan nama artis Rissa Susmex, seorang artis sekaligus presenter yang juga merupakan Putri Indonesia Tahun 2002.
Perempuan berdarah Aceh ini mengaku baru pertama kalinya menjadi juri untuk acara peragaan busana yang diikuti oleh para pedagang tradisional. Baginya, ini merupakan sesuatu yang unik dan berbeda dengan daerah-daerah lainnya.
Apalagi yang berjalan di catwalk ini bukanlah para model melainkan para pedagang yang kesehariannya berjualan di pasar tradisional. Namun, ternyata pedagang pasar pun percaya diri dalam busana batik pesta nan anggun dan batik seksi.
"Dari situ pun kita sudah lihat kemauan mereka sangat luar biasa jadi saya pikir ini sebuah kegiatan positif yang sangat-sangat luar biasa," katanya, Rabu, 17 Oktober 2018.
Upaya Memopulerkan Batik Produk Khas Daerah
Sekretaris Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Purbalingga, Edhy Suryono mengatakan peragaan busana batik pesta untuk para pedagang pasar tradisional ini merupakan salah satu rangkaian peringatan Hari Batik Nasional Tingkat Kabupaten Purbalingga.
'Lenggak Lenggok Neng Pasar Segamas' ini diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga beserta Dekranasda Kabupaten Purbalingga sebagai bentuk apresiasi terhadap peringatan Hari Batik Nasional.
"Batik merupakan salah satu hasil karya bangsa Indonesia yang sampai saat ini banyak dikagumi oleh berbagai bangsa," kata Edhy.
Dia menjelaskan, batik merupakan produk budaya Indonesia yang sangat unik dan merupakan kekayaan budaya yang harus dilestarikan. Salah satu caranya adalah dengan pagelaran busana batik bertema baju batik pesta untuk pedagang pasar tradisional yang ada di Kabupaten Purbalingga.
Selain untuk memopulerkan batik, peragaan busana ini juga bertujuan untuk memberi pengalaman baru bagi para pedagang pasar khususnya. Ini adalah kali pertama peragaan busana batik dengan peserta pedagang pasar tradisional.
"Nantinya dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat mendongkrak produk lokal khususnya batik khas Purbalingga agar dikenal oleh masyarakat luas," dia menerangkan.
Sementara, dalam even 'Lenggak Lenggok Neng Pasar Segamas' sebelum peragaan dimulai, ditampilkan peragaan busana pesta oleh forum perajin batik Purbalingga. Selanjutnya, peserta berlenggak-lenggok di depan para dewan juri di atas catwalk.
"Masing-masing pemenang mendapatkan piagam penghargaan, piala dan uang pembinaan. Juara satu mendapatkan Rp 1,5 juta, juara dua menerima Rp 1,25 juta, juara tiga Rp 1 juta, harapan satu Rp 750 ribu, harapan dua Rp 500 ribu dan juara tiga Rp 250 ribu," jelasnya.
Para pemenang juga mendapatkan bonus uang pembinaan dari Plt Bupati Purbalingga yang masing-masing menerima Rp 500 ribu. Adapun juara favorit peragaan busana batik pesta bagi pedagang pasar tradisional dipilih langsung oleh Plt Bupati Purbalingga.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement