Liputan6.com, Cirebon - Berbagai rangkaian acara digelar dalam rangka peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2018. Mulai dari kirab para santri, hingga kegiatan lomba bernuansa Islam.
Namun demikian, ada yang menarik di tengah rangkaian peringatan HSN 2018 ini. Pemkot Cirebon meluncurkan aplikasi baru bernama E-Wasiat.
"E-Wasiat itu singkatan dari Wayahe Sadar Akhirat (waktunya sadar akhirat)," kata Kepala Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik (DKIS) Kota Cirebon, Iing Daiman, Senin (22/10/2018).
Advertisement
Baca Juga
Iing menjelaskan, aplikasi tersebut hasil kolaborasi Pemkot Cirebon dengan panitia NU. Aplikasi tersebut sebagai implementasi Pemkot Cirebon dalam rangka Smart city.
Dia menyebutkan, dalam aplikasi tersebut, terdapat 9 konten yang bisa dinikmati. Seperti informasi masjid di Kota Cirebon baik heritage maupun yang tidak, informasi tempat ziarah dan petilasan hingga konsultasi keagamaan.
"Ini bagian dari upaya kami untuk masyarakat khususnya muslim berkontribusi melalui aplikasi E-Wasiat," kata dia.
Aplikasi tersebut dapat menjadi alat bantu dalam upaya masyarakat berkunjung ke wisata religi Cirebon. Oleh karena itu, pengguna akan dapat informasi hingga peta petunjuk ke lokasi.
"Jadi misal kita klik informasi masjid Agung Sang Cipta Rasa di E-Wasiat nanti muncul deskripsi masjid dan peta petunjuk ke masjid Agung Sang Cipta Rasa," ujar dia.
Busana Muslim
Selain meluncurkan aplikasi E-Wasiat, pemandangan berbeda terlihat di lingkungan Pemkot Cirebon. Mereka mengenakan busana muslim dalam rangka memperingati Hari Santri.
Untuk PNS lelaki, mengenakan sarung, baju koko dan peci, sementara PNS perempuan mengenakan baju muslimah. Pj Wali Kota Cirebon, Dedi Taufik mengatakan, kebijakan tersebut merupakan penghormatan dan penghargaan terhadap peringatan Hari Santri Nasional.
“Iya sudah saya beri surat edaran dan hari ini semua mengenakan busana ala santri,” ungkap Dedi.
Dedi menyambut baik dan memberi apresiasi atas penyelenggaraan Festival Tajug ini. Menurut dia, Festival Tajug sebagai fungsi pendidikan, yaitu pencerahan pendidikan moral, kebijakan, perubahan, latar belakang rujukan dan bukti kebenaran.
“Kami yakin melalui kegiatan ini akan mendukung program pariwisata religi yang dimiliki Kota Cirebon dan sekitarnya,” ungkap Dedi.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement