Dilewati Tol Pantura Jateng, Bukti Daerah Tak Jadi Penonton

Pembangunan jalan tol ruas Semarang-Batang dikhawatirkan akan mematikan banyak usaha kecil. Bagaimana agar warga tak jadi penonton saja?

diperbarui 07 Nov 2018, 13:00 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2018, 13:00 WIB
Jembatan Kali Kuto
Foto udara kepadatan pemudik untuk keluar dari ruas Tol Batang-Semarang menuju jalur Pantura Batang-Kendal di Kali Kuto, Gringsing, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Senin (11/6). (Liputan6.com/Arya Manggala)

Kendal - Progres pembangunan jalan tol Semarang-Batang saat ini telah mencapai 80 persen. Jalan tol ditargetkan bakal digunakan secara fungsional pada akhir tahun 2018 ini. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menginstruksikan wilayah terdampak untuk mengeluarkan potensi lokal agar tidak sekadar menjadi perlintasan.

Jalan tol Semarang-Batang memiliki panjang 75 kilometer meliputi Seksi I, awal proyek melintasi Batang Timur sepanjang 3,2 km, seksi II, Batang Timur - Weleri sepanjang 36,35 km, seksi III, Weleri - Kendal 11,05 km, seksi IV, Kendal - Kaliwungu 13,5 km, dan seksi V melintasi Kaliwungu hingga Krapyak sepanjang 10,9 km.

Ganjar mengatakan, dengan adanya pembangunan tersebut, daerah-daerah terdampak bakal terangkat pertumbuhan perekonomiannya karena akan semakin diminati investor maupun wisatawan.

"Maka Bupati harus nyiapin, ini daerah-daerah yang seksi untuk pertumbuhan. Batang dan Kendal ini jadi dua kabupaten yang diincar untuk pertumbuhan," katanya saat meninjau Jembatan Kalikuto.

Kendal dan Batang saat ini memang tengah menikmati sebagai primadona investasi. Suasana yang kondusif serta ditunjang demografi yang menguntungkan menjadi daya tarik yang istimewa bagi berdirinya Kawasan Industri di Kendal dan PLTU di Batang yang memiliki kapasitas 2x1000 MW. Meski memiliki nilai investasi mencapai triliunan rupiah, Ganjar mewanti-wanti untuk tetap memperhatikan aspek lingkungan dan sosial.

"Tapi mesti kita jaga agar daya dukung lingkungannya baik, dan ini yang nanti orang berdatangan untuk investasi dan piknik. Karena orang akan berkerumun ke sana, maka UMKM-nya pun juga harus dipoles," kata Ganjar.

Itu pesan agar pembangunan jalan tol tak menjadikan warga daerah yang dilewati sekadar jadi penonton.

Ikuti berita menarik lain dari suaramerdeka.com di tautan ini.

 

Ambil Ceruk Wisata dan UMKM

pantau udara
Situasi tol fungsional kendal-Semarang yang masih sepi. (foto : Liputan6.com/edhie prayitno ige)

Untuk wisatawan, kata Ganjar, targetnya tinggi, jadi daripada meributkan dolar tinggi lebih baik melihat potensi perekonomian yang juga semakin naik, khususnya di sektor pariwisata dan UMKM. "Dolar tinggi itu kesempatan kita jualan wisata, jualan produk lokal. Saya mau jualan ke Jepang furniture, ini sudah ada pembelian USD 1 juta. Kami juga mau undang investasi masuk," katanya.

Untuk UMKM, Batang dan Kendal memang memiliki beragam jenis, dari kerajinan hingga kuliner. Bupati Kendal Mirna Annisa mengatakan sudah jauh-jauh hari jajarannya menyambut pembangunan jalan tol Semarang - Batang. Dari membangun infrastruktur penunjang, pembenahan kelola UMKM sampai peningkatan sumber daya manusia.

"Berbagai pelatihan UMKM terus kami lakukan agar produknya semakin marketable. Dan hampir setiap kecamatan memiliki produk unggulan, Weleri misalnya ada UMKM kerupuk bandeng, Pegandon gula aren dan gula semut," katanya.

Bahkan, kepada warganya,  Mirna terus mengkampanyekan agar terus menyesuaikan terhadap perkembangan pembangunan agar daya saingnya terus meningkat. Namun tetap mempertahankan identitas Kendal sebagai wilayah santri dan seni. Bahkan, kata Mirna, dalam menjalankan UMKM warga Kendal tetap menerapkan pegangan hidup santri dan seniman yang mengedepankan gotong royong.

"Ada semacam subsidi silang, misal kecamatan A penghasil telur, kecamatan B penghasil beras, dua wilayah itu akan saling melakukan kemitraan, itu dilakukan di semua kecamatan dan sudah ada Perbub-nya. Jadi tidak ada alasan bagi kami untuk khawatir dengan idiom pembangunan tol akan mematikan usaha rakyat, bagi kami itu tidak tepat," katanya.

Simak video pilihan berikut:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya