Detik-Detik Angin Kencang Terbangkan Atap Ratusan Rumah Warga Banyumas

Angin kencang yang menyemburat dengan hujan deras mendadak menerjang Banyumas, tanpa aba-aba.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 13 Nov 2018, 07:41 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2018, 07:41 WIB
Angin kencang menerjang Banyumas, Jawa Tengah, Minggu sore, 11 November 2018. (Liputan6.com/Tagana Banyumas/Muhamad Ridlo)
Angin kencang menerjang Banyumas, Jawa Tengah, Minggu sore, 11 November 2018. (Liputan6.com/Tagana Banyumas/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banyumas - Cuaca Minggu pagi hingga siang di sebagian Banyumas, Jawa Tengah tak seperti biasanya, cerah berawan usai berhari-hari mendung dan kadang ditingkahi hujan.

Matahari begitu terik meski kadang tertutup sedikit awan. Angin tampak enggan bertiup hingga tengah hari. Gerah pun menjerang.

Melihat cuaca hingga lewat tengah hari yang begitu tenang, barangkali tak ada yang menyangka, angin kencang atau lisus bakal mendera.

Sekitar pukul 14.00 WIB mendadak cuaca berubah. Awan berarak dan mulai membentuk gumpalan awan hitam.

Bencana yang ditakutkan dan biasa terjadi pada awal musim penghujan atau peralihan dari kemarau ke penghujan pun datang. Angin kencang yang menyemburat dengan hujan deras mendadak menerjang, tanpa aba-aba.

"Sebelumnya panas terik, kemudian ada awan hitam, kemudian ada angin kencang dan hujan lebat," kata Komandan Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Banyumas, Heriana Adi Chandra, Senin, 12 November 2018.

Angin kencang ini terjadi nyaris merata di Purwokerto dan sekitarnya. Hanya saja, yang paling terdampak parah adalah desa Kotayasa dan Banjarsari Kecamatan Sumbang.

Saat bencana itu datang, atap ratusan rumah beterbangan. Warga pun dicekam ketakutan.

Di Desa Kotayasa paling sedikit ada 100 rumah yang atapnya beterbangan dan rusak diterjang angin kencang. Adapun di Desa Banjarsari, sebanyak 11 rumah rusak atau terdampak bencana angin kencang ini.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, sejak Senin mulai mendistribusikan bantuan material bangunan untuk rumah warga yang terdampak bencana angin kencang di Kecamatan Sumbang.

"Yang sudah mau diberi bantuan itu, yang berkategori rusak sedang, ada tujuh rumah yang harus diganti bagian atapnya. Sudah mulai disalurkan dari BPBD," ucapnya.

Mulai Minggu, warga dan relawan mulai memperbaiki rumah yang rusak. Perbaikan difokuskan di Desa Kotayasa yang mengalami dampak angin kencang lebih parah.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Longsor 6 Titik di Desa Watuagung, Banyumas

Longsor di Watuagung Tambak, Banyumas. (Liputan6.com/Suyatno untuk Muhamad Ridlo)
Longsor di Watuagung Tambak, Banyumas. (Liputan6.com/Suyatno untuk Muhamad Ridlo)

Di desa ini, sementara ada tujuh rumah yang memperoleh bantuan bahan bangunan dari BPBD lantaran mengalami kerusakan kategori cukup parah atau sedang. Selain itu, ada pula kandang ayam yang roboh tertimpa pohon petai.

Jumlah ayam di kandang itu cukup banyak, sekitar 2.000 ekor. Semuanya, dalam umur siap panen.

"Itu kerugiannya masih ditaksir, yang jelas banyak, karena itu ayam sudah siap panen," dia menambahkan.

Tagana dan relawan dari unsur lainnya pada Senin juga melanjutkan perbaikan rumah yang rusak. Mereka juga menyingkirkan dua pohon tumbang yang tertahan dua rumah.

Dikhawatirkan pohon yang sudah menempel ke rumah itu akan merobohkan rumah jika kembali terpicu angin kencang atau hujan lebat.

"Masalahnya sudah menempel, harus segera disingkirkan," kata Heriana.

Bencana angin kencang juga berdampak di Kecamatan Baturraden, dengan tumbangnya dua pohon yang menutup akses utama jalur Purwokerto-Baturraden. Akibatnya, jalan ini sempat macet tiga jam. Lalu lintas dialihkan ke jalan raya barat Baturraden.

Terjangan angin kencang juga menyebabkan satu unit mobil rusak lantaran tertimpa pohon di area parkir Rita Supermall Purwokerto.

Pada hari yang sama, hujan lebat juga memicu longsor di Desa Watuagung Kecamatan Tambak, Banyumas. Kepala Desa Watuagung, Suyatno mengemukakan, ada enam titik longsor di desanya.

Dari enam titik itu, dua di antaranya yang mengancam rumah penduduk. Dua rumah itu adalah milik Sanudin dan Mistam. Dua rumah ini sama-sama tertimpa longsoran tebing. Adapun longsor lainnya terjadi di jalan dan lahan kosong.

"Satu milik Pak Sanudin, satunya lagi Pak Mistam," kata Suyatno.

Suyatno menambahkan, warga Watuagung bergotong-royong menyingkirkan material yang sudah menempel ke rumah. Pasalnya, dipastikan material longsoran akan merusak rumah lebih parah jika kembali turun hujan lebat.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya