Liputan6.com, Bandung Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat Dicky Saromi mengatakan, tercatat sebanyak 83 kejadian bencana banjir dan longsor terjadi sepanjang awal hingga pertengahan November.
Akibat bencana tersebut, kata Dicky, sebanyak enam orang meninggal dunia, satu orang hilang, dan ribuan orang mengungsi.
Baca Juga
"Sebanyak 83 laporan bencana banjir dan longsor terjadi dari tanggal 1 sampai 13 November kemarin," kata Dicky kepada Liputan6.com, Rabu (14/11/2018).
Advertisement
Ia memaparkan, terdapat 23 kejadian bencana banjir yang berlangsung di tujuh kabupaten dan kota. Meliputi Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Bandung, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota Cimahi, dan Kota Bandung.
Berdasarkan laporan yang diterima BPBD, ada enam orang meninggal dunia di Kabupaten Tasikmalaya dan satu korban di Kabupaten Pangandaran masih dalam pencarian. Sementara warga yang terkena dampak secara keseluruhan akibat bencana banjir tersebut sebanyak 2.243 kepala keluarga dengan jumlah jiwa mencapai 7.099.
"Mereka tidak tinggal di tenda. Tetapi di masjid dan gedung yang cukup aman tempat mereka untuk mengungsi," ungkap Dicky.
Adapun bencana longsor, menurut Dicky, tercatat ada 60 kejadian di 14 kabupaten/kota. Di antaranya, Kota Bogor sebanyak (18 kejadian), Kabupaten Sukabumi (8), Kabupaten Bogor (2), serta Kota Sukabumi, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Bandung masing-masing satu kejadian.
Kemudian di Kabupaten Bandung (5), Kabupaten Bandung Barat (8), Kabupaten Pangandaran (3), Kabupaten Ciamis (2), Kabupaten Cianjur (1), Kota Cimahi (4) dan Kabupaten Garut (4).
Bencana longsor yang cukup parah terjadi di Kabupaten Tasikmalaya hingga mengakibatkan terhambatnya jalur Tasikmalaya-Bandung via Gentong atau sebaliknya.
Lalu, ada longsor di Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya. Longsor tersebut menyebabkan 832 kepala keluarga terkena dampak, 78 unit rumah rusak berat, 144 rumah rusak sedang dan 95 rusak ringan.
Ia menambahkan, keperluan logistik sudah tersalurkan kepada warga. Mulai dari obat-obatan, makanan siap saji dan beberapa peralatan seperti tenda, perahu, tenda dan pengolahan air bersih.
Selain itu, demi meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana banjir dan tanah longsor, BPBD Jabar telah menetapkan status bencana banjir dan longsor sejak 1 November 2018-31 Mei 2019. Penetapan status tersebut berdasarkan SK Gubernur Jabar Nomor 362/Kep.1211-BPBD/2018.
Pihaknya juga meminta agar semua daerah untuk terus melakukan langkah antisipasi dalam menghadapi bencana. Masyarakat juga diimbau untuk meningkatkan kewaspadaannya.
"Segera persiapkan langkah-langkah guna menghadapi kemungkinan terjadinya bencana banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan gelombang tinggi. Segera menginventarisasi kesiapan dan pengerahan sumber daya manusia, segera melaksanakan pengurangan risiko (mitigasi)," kata Dicky memaparkan.Â
Â
Simak juga video pilihan berikut ini: