Warga Jombang Kecewa, Bantuan Telur Malah Busuk dan Berbelatung

Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) Kabupaten Jombang, Jawa Timur, untuk Keluarga Penerima Manfaat berupa telur busuk dinilai tak manusiawi.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 26 Nov 2018, 12:00 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2018, 12:00 WIB
Telur Bantuan Pangan Nontunai di Jombang Berbau dan Berlubang
Telur Bantuan Pangan Nontunai di Jombang Berbau dan Berlubang. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jombang - Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) Kabupaten Jombang, Jawa Timur, tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. Telur busuk dan berbelatung serta beras tidak layak konsumsi ditemukan di Desa Morosunggingan, Kecamatan Peterongan.

Pantauan di lokasi, meski sudah dikemas rapi menggunakan kotak mika, tetap saja telur membusuk dan mengeluarkan belatung. Satu kotak mika tersebut berisi sepuluh butir telur. Sedangkan beras dikemas dalam karung plastik dengan berat bersih 7 kilogram. Ini pun tak layak konsumsi karena beras dalam kondisi lembut alias sudah menir.

"Telur Kamis, beras datang pada Jumat, karena data belum valid baru pada hari ini dibagikan," ujar Kasi Pemerintahan Desa Morosunggingan, Suyanto, saat ditemui di balai desa setempat, Minggu (25/11/2018).

Kondisi telur busuk dan berbelatung membuat warga yang tergabung dalam Keluarga Penerima Manfaat (KPM) langsung mengembalikan bantuan tersebut.

"Hampir 60 hingga 70 persen dikembalikan karena kondisinya seperti yang Anda lihat tadi," imbuh Suyanto.

Sementara terkait kondisi beras, dalam kemasan tertulis bulir rata 98 persen dan menir maksimal 2 persen. Namun, fakta di lapangan, hampir semua beras dalam kondisi menir, alias sudah rusak dan pecah. 

Akibat kondisi tersebut, penyaluran BPNT di Desa Morosunggingan dihentikan sementara hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Bahkan, ratusan warga yang sudah mengantre sejak pagi untuk mendapatkan bantuan harus pulang dengan tangan kosong.

Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sudah mulai berkumpul di Balai Desa Morosunggingan sejak pukul 07.30 WIB guna menunggu distribusi bantuan tersebut. 

Bantuan yang dibagikan, yakni berupa beras sebanyak 7 kilogram yang dikemas dalam satu karung plastik serta telur 1 kilogram yang dikemas dalam dua kotak mika, Namun setelah dibagikan warga kembali mengembalikan satu kilogram telur yang diterimanya karena berbau busuk dan berbelatung.

“Dapat bantuan tadi, tapi setelah dicek kondisi telurnya bau busuk, bahkan ada yang sampai ada belatungnya,” ujar Siti Nurafiah (41) saat ditemui di Balai Desa Morosunggingan, Minggu (25/11/2018).

Setelah mengentahui telur busuk dan beberlatung, beberapa warga penerima bantuan melakukan pengecekan kondisi telur dengan cara dicium dan dipecahkan di depan balai desa, hasilnya telur yang diterima warga mayoritas busuk dan berbelatung.

“Dibilang kecewa ya kecewa, telur busuk kok dibagikan kepada warga, setelah dapat dicek kemudian ditukarkan telur yang baik,” ungkap Siti.

Tepat pukul 09.00 WIB, pembagian Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) dihentikan karena banyaknya telur busuk yang dikembalikan oleh warga, sehingga ratusan warga kembali ke rumah dengan tangan kosong.

“Tadi hanya didata dan nggak tahu lagi kapan dibagikan, informasinya nanti ketua regu akan datang ke rumah untuk memberi tahu,” tandas Emi Marufah, warga desa lainnya.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya