Liputan6.com, Pekanbaru - Beberapa hari belakangan sejumlah nelayan di Desa Pambang Pesisir, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, menemukan delapan jenazah dalam kondisi tak utuh di perbatasan Indonesia dengan Malaysia. Jenazah itu ditemukan dalam hari berbeda dan posisinya tak jauh dari Selat Malaka.
Belakangan berembus kabar ada kapal terbalik di sana dan ditumpangi 19 warga Indonesia yang diduga menjadi Tenaga Kerja Ilegal (TKI). Kapal mereka karam ketika melintasi perbatasan untuk pulang ke Indonesia karena dihantam gelombang besar.
Advertisement
Baca Juga
Kepolisian Resort Bengkalis, Riau, berkoordinasi dengan Kepolisian Diraja Malaysia untuk memastikan apakah memang ada kapal tenggelam di perbatasan dan jenazah penumpang mengapung di Indonesia.
"Soal adanya kapal tenggelam belum bisa dipastikan, makanya dikoordinasikan dengan polisi Malaysia," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Bengkalis Ajun Komisaris Andrie Setiawan dari Pekanbaru, Senin (3/12/2018) siang.
Sejauh ini, terang Andrie, dari delapan jenazah yang ditemukan, baru tiga jenazah teridentifikasi. Kedelapannya juga sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau di Jalan Kartini untuk visum dan autopsi.
Menurut Andrie, jenazah ditemukan pekan lalu. Ada yang ditemukan pada Kamis, Jumat, dan terakhir pada Sabtu, 1 Desember 2019. Posisinya antara jenazah tak jauh. Kondisinya pun sudah tidak utuh lagi.
"Nelayan yang menemukan, kemudian dievakuasi dengan bantuan Basarnas dan TNI AL," sebut Andrie.
Apakah tujuan belasan TKI diduga ilegal itu adalah sebuah pelabuhan di Pulau Rupat, Andrie juga belum memastikannya. Dia menyebut masih menunggu hasil koordinasi dengan Kepolisian Diraja Malaysia.
Sulit Identifikasi
Kasubbid Pelayanan Medis Kedokteran Kepolisian RS Bhayangkara Polda Riau, Kompol Supriyanto menyebut delapan jenazah yang ditemukan itu diperkirakan sudah sepekan lebih mengambang di laut. Hal itu disimpulkannya berdasarkan kondisi tubuh yang tak utuh dan membusuk.
Menurut Supriyanto, tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Riau juga kesulitan mengidentifikasi karena sidik jari jenazah tidak bisa diambil. Sejauh ini, baru tiga jenazah yang teridentifikasi.
"Wajah sulit dikenali, sidik jari juga tidak bisa diambil karena sebagian besar kondisi mayat telah membusuk," kata Suproyanto.
Langkah terakhir yang akan dilakukan tim medis tersebut yaitu dengan cara mengambil sampel DNA dan susunan gigi jenazah. "Kami melihat data sekunder seperti propertis dan medis. Bisa luka bekas operasi, tato, dan lainnya," ucap Supriyanto.
Supriyanto menjelaskan, tiga jenazah yang sudah diidentifikasi bernama Ujang Chaniago (48), warga asal Lubuh Nyiur, Dusun V Koto Mudiek Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Kedua, Mimi Dewi (32), warga Jalan Lansano Kelurahan Taratak, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Dan ketiga, Maya Karina (37), warga asal Desa Mentikan Kecamatan Prajurit Kulon, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
"Untuk korban yang sudah diidentifiksai sudah dijemput keluarga masing-masing," sebut Supriyanto.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement