Gunung Agung Erupsi, Lava Pijar Terlontar 1 Km

Gunung Agung erupsi. Ketinggian abu vulkanik Gunung Agung mencapai 700 meter.

oleh Dewi Divianta diperbarui 19 Jan 2019, 12:00 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2019, 12:00 WIB
Gunung Agung Semburkan Lava Pijar
Api membakar hutan lereng Gunung Agung setelah terjadinya lontaran batu pijar dari kawah terlihat dari Karangasem, Bali, Selasa (3/7). Lontaran lava pijar pun teramati keluar kawah dengan jarak mencapai 2 ribu meter. (AP/Firdia Lisnawati)

Liputan6.com, Denpasar Gunung Agung kembali erupsi. Gunung setinggi 3.142 mdpl itu teramati meletus pada pukul 02.45 Wita. Dari laporan pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang disusun I Nengah Wardana dan Wahyu Ardi Setiawan, terjadi letusan dengan tinggi 700 meter di atas puncak kawah.

Gunung Agung terlihat jelas hingga kabut 0-II. Asap kawah bertekanan sedang teramayi berwarna kelabu dengan intensitas sedang dan tinggi 700 meter di atas puncak kawah.

"Teramati lontaran lava pijar dengan jangkauan terjauh ke arah timur sejauh kurang lebih 1 kilometer dari bibir kawah. Saat terjadi letusan, cuaca di sekitar Gunung Agung berawan. Angin bertiup lemah ke arah timur. Suhu udara 21-22 °C, kelembaban udara 92-93 %, dan tekanan udara 0-0 mmHg.

Dari sisi kegempaan, terjadi gempa letusan sebanyak satu kali dan hembusan sebanyak dua kali. Saat ini, gunung yang terletak di Kabupaten Karangasem itu masih berada di level III atau siaga.

PVMBG merekomendasikan masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung, wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya yaitu di seluruh areal di dalam radius empat kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.

Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru.

Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di areal puncak. Areal landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya