Wali Kota Balikpapan Protes soal Bagasi Berbayar Lion Air

Wali Kota Balikpapan menilai aturan bagasi berbayar itu semakin memberatkan konsumen karena biaya yang dikeluarkan semakin besar.

oleh Abelda RN diperbarui 29 Jan 2019, 07:03 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2019, 07:03 WIB
Rita/Liputan6.com
Pesawat Lion Air yang jatuh regitrasi PK-LQP jenis Boieng 737 MAX 8 jatuh di Kawarang. (Humas Lion Air)

Liputan6.com, Balikpapan - Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi angkat bicara terkait aturan baru bagasi berbayar khususnya di maskapai Lion Air. Dia pun sependapat agar kebijakan bagasi berbayar tersebut ditinjau ulang.

"Untuk hari ini saya setuju dengan suara yayasan konsumen agar pemberlakuan bagasi berbayar tersebut ditinjau kembali," katanya, akhir pekan lalu.

Rizal menilai kebijakan bagasi berbayar, berdampak pada sektor UMKM. Karena wisatawan yang berkunjung ke Kota Balikpapan akan berpikir ulang untuk membeli oleh-oleh khas Balikpapan.

"Makanya bisa berpengaruh. Karena kalau pulang kampung biasanya mereka membawa oleh-oleh. Di antaranya akan dibeli di UMKM di Kota Balikpapan," ujarnya.

Dia mengatakan, aturan bagasi berbayar itu semakin memberatkan konsumen karena biaya yang dikeluarkan semakin besar. Sementara selama ini angkutan udara menjadi transportasi utama bukan hanya masyarakat yang mampu tapi juga masyarakat menengah ke bawah.

"Kalau harapan kami tentu saja seperti harapan masyarakat atau para konsumen. Memang dengan adanya aturan bagasi berbayar menjadi lebih berat bagi penumpang karena biaya yang dikeluarkan semakin besar," ujarnya.

Seperti diketahui, Lior Air mengeluarkan kebijakan baru yakni, untuk bagasi dengan kapasitas 20 kilogram, yang biasanya gratis, kini penumpang harus membeli voucer bagasi terlebih dahulu. Selain itu, untuk Wings Air juga tidak diberlakukan lagi bagasi gratis 10 kilogram per penumpang.

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya