Polisi dan TNI di Kebumen Tanam Padi di Jalan Rusak

Tanaman padi yang tertancap di jalan berlubang membuat pengendara bisa melihat tanda kerusakan jalan dari kejauhan

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 30 Jan 2019, 23:00 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2019, 23:00 WIB
Polisi dan anggota TNI di Kebumen menandai jalan rusak dengan cat dan menanami padi di jalan berlubang. (Foto: Liputan6.com/Humas Pemkab Banyumas/Muhamad Ridlo)
Polisi dan anggota TNI di Kebumen menandai jalan rusak dengan cat dan menanami padi di jalan berlubang. (Foto: Liputan6.com/Humas Pemkab Banyumas/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Kebumen - Bencana banjir, longsor, dan angin kencang yang melanda Kebumen, Jawa Tengah telah berakhir. Sepanjang pekan lalu, di Kebumen, tercatat ada 148 titik bencana alam hanya dalam jangka sepekan.

Kini, warga telah kembali beraktifitas seperti biasa. Hanya saja, dampak bencana itu masih terasa. Misalnya, kerusakan jalan akibat rendaman berhari-hari.

Informasi yang dihimpun Liputan6.com, beberapa ruas jalan kabupaten yang terdampak banjir paling parah hingga berlubang antara lain jalan raya kecamatan Ambal, Puring serta Adimulyo. Seperti diketahui, wilayah ini adalah yang terendam banjir paling parah.

Maklum, tiga kecamatan ini berada di dataran rendah mendekati pesisir. Akibatnya, ketika banjir di wilayah lain telah surut, kawasan ini terus terendam hingga berhari-hari.

Selain jalan kabupaten, banjir juga merusak jalan nasional. Jalan nasional yang banyak berlubang akibat terendam banjir itu cukup panjang, mulai Gombong-Karanganyar hingga Kebumen.

Kerusakan jalan ini memantik kepolisian Kebumen untuk bertindak. Mulai Selasa, 29 Januari 2019, seluruh Polsek dan Koramil mendata jalan rusak dan berlubang. Selanjutnya, data yang terkumpul itu akan dilaporkan kepada instansi terkait agar secepatnya diperbaiki.

Tak hanya itu, kepolisian juga menandai jalan rusak atau berlubang itu dengan mengecat jalan. Uniknya, polisi dan TNI juga menanam padi di jalan berlubang.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Penanganan 148 Bencana Alam di Kebumen

Polisi dan anggota TNI di Kebumen menandai jalan rusak dengan cat dan menanami padi di jalan berlubang. (Foto: Liputan6.com/Humas Pemkab Banyumas/Muhamad Ridlo)
Polisi dan anggota TNI di Kebumen menandai jalan rusak dengan cat dan menanami padi di jalan berlubang. (Foto: Liputan6.com/Humas Pemkab Banyumas/Muhamad Ridlo)

Tanaman padi yang tertancap di jalan berlubang membuat pengendara bisa melihat tanda kerusakan jalan dari kejauhan. Dengan demikian, kecelakaan akibat kerusakan jalan bisa ditekan seminimal mungkin.

"Hari ini Polsek bersama Koramil mengecat jalan berlubang. Pada beberapa titik memang jalannya rusak. Warga kami minta untuk berhati-hati," kata Kasubbag Humas Polres Kebumen, AKP Suparno.

Ia juga mengimbau agar masyarakat Kebumen berhati-hati ketika melintas di jalan rusak atau berlubang. Sebab, tak jarang terjadi kecelakaan akibat terperosok jalan rusak.

Seperti diketahui, cuaca ekstrem memicu berbagai bencana alam di Kebumen, pekan lalu. Humas Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) BPBD Kebumen, Heri Purwoto mengatakan, bencana itu meliputi banjir di 67 titik, longsor 52 titik dan angin kencang di 29 titik.

“Ya total titik bencana, angin 29 titik, kemudian banjir 67 titik, longsor 52 titik,” katanya.

Titik bencana juga tersebar luas, meliputi 58 desa di 16 kecamatan mulai kecamatan pesisir yang berdataran rendah hingga pegunungan Kebumen utara. Penanganan juga membutuhkan waktu yang relatif lama lantaran besarnya volume bencana.

Pasalnya, jumlah petugas BPBD dan relawan amat terbatas. Beberapa titik bencana juga tak bisa ditangani dengan tenaga manusia sehingga dibutuhkan pengerahan alat berat.

Di Sugihwaras, misalnya, tanggul Sungai Telomoyo atau Kali Benda jebol sepanjang 27 meter dengan ketebalan tanggul enam meter dan tinggi tiga meter. Ratusan warga bersama dengan petugas BPBD, TNI, Polri dan relawan memperbaiki tanggul ini sejak Senin.

Menurut dia, penanganan harus cepat karena masih berisiko kembali banjir. Sebab, hujan intensitas tinggi masih kerap turun di wilayah ini maupun kawasan hulu sungai. Karenanya, alat berat pun diturunkan agar mempersingkat perbaikan tanggul. “Kita mengerahkan tiga alat berat dan ratusan personel dan relawan untuk membantu masyarakat menangani bencana,” Heri menambahkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya