Liputan6.com, Kebumen - Dibanding popularitas Karangsambung sebagai cagar alam geologi yang kini statusnya meningkat menjadi Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong, situs kuno Talangpati Desa Pujotirto Kecamatan Karangsambung, Kebumen, nyaris tak ada apa-apanya.
Nama Situs Talangpati benar-benar nyaris tak terdengar. Padahal situs diduga peninggalan peradaban kuno ini telah ditemukan pada 2010 lalu.
Namun, berbeda dengan cagar geologi terus dibalut dengan beragam program, situs kuno ini tetap utuh. Usai diteliti di awal penemuan, situs Talangpati nyaris tak lagi dijamah oleh para ahli, hingga kemudian, beberapa waktu lalu, situs kembali diteliti.
Advertisement
Baca Juga
Sekretaris Desa Pujotirto, Taufik menuturkan, situs kuno Talangpati ditemukan secara tak sengaja. Kemarau 2010, warga mencari sumber air di sekitar lokasi. Batuan yang tertata rapi membuat warga yakin bahwa situs kuno ini adalah peninggalan peradaban masa lalu.
Penemuan situs Talangpati ini sekaligus sedikit membuka tabir misteri, kenapa terkadang warga menemukan patahan emas atau artefak kuno semacam arca di sekitar lokasi. Hanya saja, warga tak mengetahui muasal zaman diduga bangunan kuno ini.
“Itu dulu waktu musim kemarau, ada penggalian mata air, ditemukan seperti ada tatanan batu,” ucapnya, Jumat, 8 Januari 2019.
Di masa sebelum situs kuno ini ditemukan, warga memang kerap menemukan batu arca, serta alat dapur kuno (gerabah) di area yang sama. Bahkan, terkadang ada pula yang menemukan patahan emas diduga bekas perhiasan, atau bagian dari artefak purbakala yang terserak.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Jejak Peradaban Mataram Kuno?
Selama beberapa waktu, tempat ditemukannya situs Talangpati juga sempat menjadi lokasi perburuan harta karun. Penemuan emas menyebar dari mulut ke mulut dan menyebabkan banyak orang menggali peruntungannya.
"Dulu warga cari emas di situ,” ujarnya.
Akan tetapi, sejak penemuan situs Talangpati, warga bersepakat untuk menutup seluruh area dari aktifitas penggalian. Selain melindungi situs, warga juga berkepentingan dengan sumber airnya.
Taufik mengungkapkan, sebenarnya, jika dihubungkan dengan nama desa, situs Talangpati juga tak mengherankan. Pujotirto terdiri dari dua kata, pujo yang berarti memuja dan tirto yang bermakna air.
Bagi warga Pujotirto yang rata-rata tinggal di perbukitan, air adalah harta yang sangat berharga. Pada awalnya, warga hanya mengetahui bahwa sekitar lokasi ada sumber air melimpah. Tempat ini sempat menjadi sumber air andalan warga di masa lalu.
Seiring perkembangan zaman, di Desa Pujotirto ada program Pamsimas yang membuat sumber air di Talangpati perlahan ditinggalkan, meski masih banyak pula warga yang memanfaatkan air dari tempat itu untuk beragam alasan.
Ada dugaan, situs Talangpati adalah bekas pemandian. “Masih diteliti, kesimpulan awal, itu katanya dari zaman Mataram Kuno," Taufik menambahkan.
Pemerintah desa pun berharap ada penelitian lanjutan untuk mengetahui muasal dan riwayat situs Talangpati. Harapannya, situs ini bisa melengkapi potensi wisata di Pujotirto dan bahkan bakal menjadi ikon yang membedakan Pujotirto dari desa wisata lainnya.
Muaranya, keberadaan situs kuno ini bermanfaat lebih luas bagi masyarakat. Tak sekadar sumber air, situs ini bisa memicu kunjungan wisatawan yang berimbas pada geliat ekonomi desa.
Advertisement