Liputan6.com, Garut - Puluhan tokoh lintas agama dan ribuan umat muslim Kabupaten Garut, Jawa Barat, menggelar doa bersama untuk keamanan dan kelancaran pelaksanaan Pileg dan Pilpres, yang dilangsungkan 17 April mendatang.
Gelaran doa bersama itu merupakan upaya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, di tengah derasnya provokasi yang mengancam keutuhan dan kedaulatan NKRI saat ini.
Ketua panitia kegiatan, KH Abdul Mujib atau Ceng Jijib mengatakan, kegiatan itu sebagai respon umat islam untuk mendinginkan situasi politik Garut serta dalam negeri, yang cenderung meningkat mendekati pencoblosan.
Advertisement
"Ada juga tokoh agama lain di Garut yang ikut andil dalam kegiatan ini karena mereka juga punya keinginan yang sama yakni keamanan," ujarnya di Lapang Sarana Olah Raga (SOR) Gelora Merdeka, Kamis (7/3/2019) sore.
Baca Juga
Menurutnya, pesta demokrasi seharusnya diisi dengan berlomba menawarkan program kerja serta mengajarkan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa. "Bukan justru menyebarkan fitnah, hoaks, dan lainnya," kata dia.
Namun dalam prakteknya ada pihak tertentu yang ingin mengganti dasar negara Pancasila dan UUD 1945, apalagi ada yang menginginkan perpecahan bangsa. "Oleh karena itu, kita wajib hukumnya membela negara dari ancaman itu," ujarnya.
Pimpinan pondok pesantren Fauzan itu mengakui, selain berdoa untuk kepentingan keamanan dan keselamatan bangsa, kegiatan ini juga bentuk deklarasi pemenangan capres-cawapres nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
"Kita boleh beda pilihan akan tetapi kita tak boleh sekali-kali menjelekan, mencemooh, apalagi memfitnah capres atau cawapres lainnya," pinta dia.
Ketua Badan Kerjasama Gereja Kabupaten Garut, Elisa Saragih mendukung acara itu, sebagai ikhtiar anak bangsa untuk menciptakan kondisi yang kondusif ke depan.
Menurutnya, Indonesia adalah negara besar yang juga didirikan oleh lintas agama, suku, dan ras. "Ini bisa jadi bukti toleransi masih bisa terjaga, Pilpres kan hanya acara lima tahunan, bukan untuk memecah belah," ujar dia.
Awalnya kegiatan itu akan menghadirkan ulama kharismatik tanah air Habib Luthfi bin Yahya dari Pekalongan, namun akhirnya batal hadir, karena sakit. Kegiatan tausiah akhirnya diganti Habib Umar Assegaf.
"Namun penggantinya juga sama Habib, yang sama-sama mencintai keuntuhan NKRI," kata Ceng Jijib.
Jauhi Provokasi dan Hoaks
Ketua Umum Relawan Jokowi Deui (RJD), J Suranto mengatakan, untuk menggoalkan pasangan nomor urut satu di Garut, lembaganya meminta relawan bergerak ke akar rumpun melalui door to door agar meraih dukungan dari warga.
"Kita menangkan Jokowi-Maruf dengan cara-cara yang baik, program kerja RJD untuk memenangkan Jokowi juga baik-baik, kita bantu pondok-pondok pesantren agar memiliki sertifikat," katanya.
Ia meminta kepada seluruh masyarakat Garut, agar tidak termakan hasutan, provokasi dan penyebaran berita bohong alias hoaks yang bisa mengganggu dan mengancam kedaulatan negara. "Hindari itu semua," pinta dia.
Menurutnya, hal itu sengaja dimanfaatkan pihak tertentu dengan mengambil keuntungan sesaat dari masyarakat untuk mengakomodir kepentingan mereka. "Yang boleh itu demokrasi, tetapi yang tidak boleh adalah perpecahan bangsa," kata dia mengingatkan.
Sementara itu perwakilan jaringan aktivis 98 di Garut, Ibang Lukmanurdin, menyampaikan, momentum Pemilu dan Pilpres 2019 merupakan pesta demokrasi rakyat yang harus dijaga semua pihak.
Sehingga semua pihak bahu-membahu memberikan dukungan, untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, dari ancaman pihak lain yang ingin mengubah tatanan hidup bangsa.
"Kita tegas menolak kembalinya orde baru, kita juga meminta agar kasus penculikan mahasiswa tahun 1998 dituntaskan oleh pemerintah," ujarnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement