Liputan6.com, Cilacap - Siapa tak kenal Pantai Teluk Penyu dan Benteng Pendem? Dua destinasi wisata pantai yang berada di satu kawasan ini andalan Kabupaten Cilacap meraup pendapatan sektor pariwisata.
Keindahan sekaligus sejarahnya yang panjang sejak zaman kolonial membuat dua destinasi wisata ini menjadi jagoan banyak wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
Di masa lalu, garis pantai Cilacap adalah tumpuan pertahanan tentara Belanda dan juga, Jepang.
Advertisement
Baca Juga
Menjelang senja, warga Cilacap ramai berkunjung ke pantai wisata ini. Semburat jingga sebelum matahari benar-benar tenggelam di balik Pulau Nusakambangan benar-benar pemandangan yang sukar dicari tandingannya.
Penataan dan perbaikan layanan pun terus dilakukan Pemda Cilacap untuk menaikkan pamor pariwisatanya. Tak aneh jika Teluk Penyu dan Benteng Pendem menjadi andalan pendapatan asli daerah (PAD) sektor pariwisata.
Namun, usai mengelola sekian lama, baru-baru ini, Pemda Cilacap melepas pengelolaan Teluk Penyu dan Benteng Pendem. Tak hanya itu rupanya, Pemda Cilacap melepas seluruh pengelolaan wisata sepanjang pantai mulai Teluk Penyu hingga Jetis di ujung timur Cilacap.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Cilacap, Heru Harjanto mengatakan, pelepasan pengelolaan wisata itu dilakukan setelah Kodam IV Diponegoro mensertifikatkan kawasan garis pantai selatan Cilacap.
Pengelolaan diambil alih Kodam melalui Korem Wijayakusuma dan Kodim Cilacap. Praktis, Pemda Cilacap tak lagi punya kewenangan pengelolaan wisata pantai di sepanjang sepanjang Cilacap.
"Jetis, Sodong itu Korem. Kalau yang sini, Koperasi Kodim," katanya, Rabu, 6 aret 2019.
Potensi Wisata di Sisi Utara Wilayah Cilacap
Januari dan Februari 2019 adalah masa transisi peralihan pengelolaan. Mulai Maret 2019, praktis Pemda Cilacap sudah benar-benar melepas pengelolaan objek wisata pantai, mulai Jetis, Widarapayung, Sodong, Teluk Penyu, hingga Benteng Pendem.
Pemda juga sudah tak lagi terlibat dalam pembangunan atau penataan kawasan pantai. Sebabnya, kepemilikan lahan sudah beralih dan bisa-bisa justru menjadi temuan jika memaksa membangun di kawasan pantai.
"Ya sudah tidak bisa. Tanahnya kan sudah bukan Pemda," katanya.
Sebab itu, Pemda Cilacap mulai berkonsentrasi menggarap destinasi wisata di sisi utara Cilacap. Kebanyakan adalah destinasi wisata alam, seperti curug, pemandian air panas dan agrowisata. Pemda juga berencana membuat wahana air di Cilacap bagian barat, Majenang.
"Banyupanas, Cipari. Kemudian ada curug-curug yang akan kita jadikan destinasi. Kemudian ada Pulau Momongan di Nusawungu. Kita juga akan membuat wahana air buatan, seperti Surya Yudha, Owabong. Itu yang akan kita kerjakan," dia menerangkan.
Heru optimis, potensi wisata di sisi utara tak kalah dengan wisata pantai. Bentang alam dan keunikannya bisa dimanfaatkan sebagai destinasi wisata baru. Karenanya, ia pun mendorong agar masyarakat memanfaatkan potensi desanya sebagai kawasan wisata.
"Kita optimalkan Agrowisata Jeruklegi. Ya kita akan lari dari pantai. Karena itu sudah tidak bisa lagi karena sudah disertifikatkan oleh Kodam," ujarnya.
Heru mengakui tak mudah untuk membuat sebuah destinasi wisata terus bertahan di tengah cepatnya perubahan minat masyarakat. Tetapi, dia yakin dunia pariwisata Cilacap akan terus tumbuh.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement