Liputan6.com, Yogyakarta - Indonesia baru memiliki satu orang profesor di bidang fotografi. Sayangnya, Soeprapto Soedjono yang merupakan akademisi di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta harus mengakhiri masa baktinya.
Ia merayakan hari pensiunnya lewat pameran foto. Bukan foto-foto karyanya yang dipasang di Galeri RJ Katamsi ISI, melainkan foto-foto serta karya seni rupa dari mahasiswa dan koleganya.
Foto yang dipamerkan menggambarkan sosok Soeprapto Soedjono sesuai dengan persepsi dan citra seniman yang terlibat pameran. Sebagian foto diambil secara sembunyi-sembunyi atau candid dan ada pula foto yang sengaja dibuat sesuai dengan konsep dan pandangan fotografer tentang Soeprapto.
Advertisement
Baca Juga
Pameran fotografi dan seni visual bertajuk Wajah Citra SS di Ragam Mirat digelar mulai 25 sampai 30 Maret 2019. Sekitar 50 karya yang dipamerkan terdapat pula karya praktisi fotografi dan seniman yang memiliki nama besar di bidangnya, antara lain Darwis Triadi, Oscar Motulloh, Roy Genggam, Soedjai Kartasasmita, Anton Gautama, Yori Antar, Soewardi, Timbul Raharjo, dan Beawiharta.
"Ini bukan sekadar perayaan, lebih dari itu pameran ini memberi kesempatan bagi setiap orang untuk berkarya, upaya untuk lebih memaknai fotografi dengan nilai beragam," ujar Soeprapto di sela-sela pembukaan pameran, Senin (25/3/2019).
Menurut Soeprapto, pameran ini menjadi bukti bahwa fotografi tidak hanya tentang mengoperasikan alat yang bernama kamera kemudian memotret objek, melainkan juga menginplementasikan sebuah ide lewat fotografi.
Hal itu tampak dari foto-foto portrait sosok Soeprapto yang dibuat oleh para seniman dengan ragam pendekatan dan interpretasi. Masing-masing seniman menampilkan kesan serta menceritakan ingatan tentang Soeprapto yang mereka kenal.
Diminta Tetap Mengajar
Soeprapto Soedjono merupakan alumni ISI Yogyakarta yang memperoleh gelar master dibidang Visual Communication Design dari School of The Art Institute of Chicago dan gelar S3 dibidang Comparative Art dari Ohio University di Amerika. Setelah menyelesaikan pendidikannya di Amerika, ia pun kembali dan meneruskan pengabdian di almamaternya.
Sepanjang masa pengabdiannya, ia mengemban berbagai jabatan struktural. Dimulai dengan menjabat sebagai Ketua Jurusan Teater (1993-1997) di Fakultas Seni Pertunjukan, lalu menjabat sebagai Pembantu Dekan I (1994-2000) dan sebagai Dekan (2003-2006) di Fakultas Seni Media Rekam. Hingga akhirnya ia menjabat sebagai Rektor IV pada periode 2006-2010.
Selain sebagai pejabat struktural, perjalanan karier dibidang akademis juga mengantarkannya meraih gelar sebagai Guru Besar Sejarah Seni dan Fotografi. Pengukuhan sebagai guru besar ditandai dengan penyampaian pidato ilmiah berjudul Fotografi Dalam Konstelasi Budaya Visual Indonesia. Gelar tersebut sekaligus menjadikannya sebagai guru besar fotografi pertama di Indonesia.
"Belum ada lagi profesor di bidang fotografi di Indonesia karena memang jarang sekali yang mau terjun secara akademis, kebanyakan orang menyukai fotografi sebagai hobi," tutur Soeprapto.
Ia mengungkapkan setelah pensiun sudah diminta oleh fakultas untuk tetap mengajar dengan Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK).
Dekan FSMR ISI Yogyakarta Marsudi juga menyampaikan harapannya mewakili fakultas agar Soprapto bersedia untuk memberikan ilmunya kepada para mahasiswa di FSMR ISI Yogyakarta.
“Sebagai profesor atau Guru besar fotografi pertama di Indonesia, meskipun sudah purna bakti, kami masih berharap beliau tetap bersedia membagi ilmunya kepada para mahasiswa kami, ” ujarnya.
Advertisement