Liputan6.com, Banyumas - Air bak tumpah dari langit sepanjang Jumat sore hingga malam tiba. Debit air seluruh sungai di wilayah Arcawinangun Kecamatan Purwokerto Timur, Banyumas pun banjir.
Di RT 01/2, Fajri Yuda (15) ketar-ketir. Pondasi rumah yang dibangun susah payah oleh kedua orang tuanya itu hanya beberapa jengkal dari dinding sungai sehingga terancam longsor.
Banjir dipastikan membuat jarak antara pondasi rumah dengan sungai semakin dekat. Sebabnya, tiap kali banjir dinding sungai selalu mengalami abrasi.
Advertisement
Baca Juga
Kekhawatirannya terbukti. Banjir yang terjadi sejak sore perlahan mengikis dinding sungai yang membuat pondasi rumahnya semakin rapuh. Ia menyaksikan langsung bagaimana pondasi itu ambrol dan menyebabkan lantai dan dinding retak.
Tepat pukul 19.00 WIB, longsor benar-benar terjadi dan membawa serta seluruh bangunan dapur dan kamar mandi. Masih beruntung, seluruh keluarganya selamat.
Di rumah itu ia tinggal bersama ayah dan ibunya, Kodirun (51) dan Dani (50), serta tiga saudaranya, yakni Anindita (21), Ilham (18) dan Fakih (10).
"Di rumah Pak Kodirun ada enam jiwa," kata Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, Kusworo, Sabtu, 6 April 2019.
Rupanya, tak hanya rumah keluarga Kodirin yang longsor ke sungai. Di lokasi yang sama, dua rumah lain yakni milik Nasrudin dan Jefri juga mengalami nasib serupa.
Longsor 20 Meter Tutup Jalan ke Dieng
Sama dengan rumah keluarga Kodirin yang longsor, dua rumah ini juga terseret material longsoran ke sungai. Sebagian dapur dan kamar mandi rumah Nasrudin terbawa longsoran. Adapun di rumah Jefri, kerusakan terjadi pada sebagian dapur dan kamar mandi yang ambruk turut terbawa longsoran.
"Penyabab tanah labil dan terkikisnya tanah di bawah pondasi akibat debit air meningkat. Kerugian diperkirakan mencapai Rp 40 juta," ucap Kusworo.
Longsor juga terjadi di kabupaten sisi timur Banyumas, Banjarnegara. Sejumlah longsor terjadi di daerah yang sebagiannya terletak di pegunungan Dieng ini.
Dampak terparah adalah terputusnya jalur wisata antara Banjarnegara menuju Dataran Tinggi Dieng di tanjakan Sangkalputung, Desa Batur Kecamatan Batur, Banjarnegara. Hujan lebat pada Jumat malam memicu tebing setinggi 20 meter di pinggir jalan longsor
Anggota Search and Rescue Unit Radio Antar Penduduk Indonesia (SRU RAPI) Banjarnegara, Budi Karsono mengatakan. Longsor terjadi sekitar pukul 06.30 WIB. Akibatnya, jalur Banjarnegara ke Dieng dan sebaliknya putus total oleh timbunan material sepanjang kurang lebih 20 meter.
Yang berbahaya, longsor yang terjadi Sabtu pagi itu diperkirakan akan disusul dengan longsor susulan yang bisa sangat berbahaya. Pasalnya, warga mendapati ada rekahan tanah di sisi atas bidang longsoran.
Sebab itu, relawan tak langsung membersihkan material longsoran yang menutup jalan ini. Relawan lantas menghubungi dinas Bina Marga Jawa Tengah untuk mengerahkan alat berat.
"Akses jalan sepeda motor dan mobil dialihkan ke jalan alternatif Penusupan dan pekandangan Sarwodadi," dia menerangkan.
Budi menambahkan, pada Sabtu siang, relawan mengalirkan air ke rekahan tanah untuk mempercepat longsor. Dengan begitu, material longsoran tidak berbahaya saat relawan membersihkan material longsoran dari badan jalan.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement