Fakta Baru Kasus Mutilasi Guru Tari di Blitar

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera, menyampaikan perkembangan kasus mutilasi guru tari di Blitar.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 09 Apr 2019, 10:07 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2019, 10:07 WIB
Kasus Mutilasi Guru Tari
Polda Jatim terus membuka berbagai kemungkinan atas kasus pembunuhan keji yang menimpa guru tari, Budi Hartanto. (Liputan6.com/ Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera, menyampaikan perkembangan kasus dugaan mutilasi guru tari, Budi Hartanto (28), warga Kediri, yang ditemukan dalam kondisi tanpa busana dan kepala di dalam koper di daerah Blitar, Jawa Timur, beberapa hari kemarin.

Berdasarkan hasil autopsi, pembunuhan dengan cara mutilasi ini mengarah pada pembunuhan berencana. Koper telah dipersiapkan, ada senjata tajam, dan tempat pembuangan korban.

"Korban dimutilasi setelah meninggal. Kami masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus ini," tutur Barung di Mapolda Jatim, Senin (8/4/2019).

Barung juga mengatakan, penyidik juga menduga korban sempat melawan ketika akan dibunuh. Hal ini terlihat dari luka pada lengan korban. Korban sempat menangkis senjata tajam yang menyerang pada dirinya, sebelum akhirnya senjata mengenai pada bagian tubuh yang mematikan, yakni leher.

"Ada beberapa luka tangkisan di lengannya," ujar Barung.

Sebelumnya, Budi Hartanto (28), warga Kelurahan Tanaman Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, yang berprofesi sebagai guru tari, ditemukan tewas di dalam koper yang ditemukan di semak-semak dekat sungai di Desa Karanggondang Kecamatan Udan Awu Blitar, Jawa Timur. 

Iman, seorang warga setempat, awalnya merasa penasaran dan ingin melihat dari dekat isi koper warna hitam yang terlihat di semak-semak. Dia terkejut mengetahui koper itu berisi jenazah tanpa busana.

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya