Status Gunung Agung Siaga, Bandara Ngurah Rai Beroperasi Normal

Tak hanya sekitaran Kabupaten Karangasem, abu vulkanis Gunung Agung juga dirasakan warga di daerah lainnya seperti Kabupaten Klungkung, Gianyar, Kota Denpasar, Kabupaten Badung hingga Tabanan.

oleh Dewi Divianta diperbarui 21 Apr 2019, 11:51 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2019, 11:51 WIB
Asap Putih Tebal Membubung dari Perut Gunung Agung
Kondisi Gunung Agung yang mengeluarkan asap tebal di Kabupaten Karangasem, Bali (28/11). Kepulan asap tebal ini terjadi karena ada dua lubang asap vulkanis. (AFP Photo/Sonny Tumbelaka)

Liputan6.com, Karangasem - Gunung Agung kembali erupsi. Gunung setinggi 3.142 mdpl itu dilaporkan erupsi pada Minggu (21/4/2019) pukul 03.21 Wita. Dari laporan periodik Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kolom abu teramati ± 2.000 meter di atas puncak (± 5.142 meter di atas permukaan laut).

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat daya. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 25 mm dan durasi ± 2 menit 55 detik. Semburan abu vulkanik Gunung Agung dirasakan warga di sejumlah daerah.

Tak hanya sekitaran Kabupaten Karangasem, abu vulkanik juga dirasakan warga di daerah lainnya seperti Kabupaten Klungkung, Gianyar, Kota Denpasar, Kabupaten Badung hingga Tabanan.

Namun, sejauh ini kondisi Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai masih beroperasi secara normal. "Bandara masih aman terkendali," kata Comminucation and Legal Section Head PT Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim, Minggu (21/4/2019).

Saat ini, Gunung Agung berada pada level III atau siaga. PVMBG merekomendasikan kepada masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung, wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya yaitu di seluruh areal di dalam radius 4 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.

Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru.

Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di areal puncak. Areal landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya