Lumba-Lumba Terdampar di Pesisir Raja Ampat Meneteskan Air Mata

Saat ditemukan lumba-lumba tersebut sempat mengeluarkan air mata. Warga yang menyaksikan sedih melihatnya.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 29 Apr 2019, 05:00 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2019, 05:00 WIB
Ilustrasi Lumba-Lumba
Ilustrasi Lumba-Lumba

Liputan6.com, Raja Ampat - Masyarakat Kampung Warimak, Distrik Teluk Mayalibit, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat menyelamatkan seekor lumba-lumba yang terdampar di pantai akibat terlilit jaring. Warga di pesisir Pantai Warimak langsung membuka lilitan jaring di tubuh lumba-lumba tersebut dan melepaskannya kembali ke laut.

Esau (27) warga kampung Warimak mengatakan masyarakat setempat menemukan lumba-lumba tersebut terdampar tidak berdaya di pantai karena terlilit jaring dua hari lalu.Melihat kondisi ikan lumba-lumba tersebut, warga langsung membuka lilitan jaring dan langsung melepaskannya kembali ke laut.

Menurut Esau, saat ditemukan lumba-lumba tersebut sempat mengeluarkan air mata. Warga yang menyaksikan sedih melihatnya.

Ia menjelaskan bahwa terdamparnya lumba-lumba di Warimak teluk Mayalibit sudah dua kali dan masyarakat setempat menolong lumba-lumba tersebut dan melepaskan kembali ke laut.

"Kami sadar akan konservasi sehingga jika ada lumba-lumba terdampar di pantai masyarakat setempat menolong dan melepaskan kembali ke laut sehingga anak cucu juga bisa melihatnya di masa yang akan datang," katanya, dilansir Antara, Minggu (28/4/2019).

Drama Penyelamatan Lumba-Lumba

Lumba-Lumba bernama Nana
Nana, lumba-lumba yang hidup hingga 42 tahun di Shimoda Aquarium, Jepang. (AFP)

Proses penyelamatan lumba-lumba memang selalu menyisakan drama. Ada yang berhasil ada yang gagal, karena sang lumba-lumba keburu mati.

Awal dasarian kedua Desember 2018 lalu, seekor lumba-lumba terdampar di pantai selatan Kebumen, tepatnya di Pantai Bopong, Desa Surorejan Kecamatan Puring, Kebumen.

Saat ditemukan warga, lumba-lumba terdampar itu dalam kondisi luka. Luka itu lah yang diduga menyebabkan mamalia laut ini sakit dan akhirnya terdampar.

Lumba-lumba ini ditemukan Selasa siang, 11 Desember 2018, sekitar pukul 11.00 WIB. Moncong mulutnya terluka parah sampai nyaris memborok. Di dekat mata lumba-lumba terdampar ini, satu luka lain menganga.

Akan tetapi, lumba-lumba jenis moncong panjang ini enggan berenang. Tubuhnya semakin lemah.

Akhirnya, warga dan relawan pun memutuskan untuk mengevakuasi lumba-lumba ini ke kolam renang milik salah satu warga. Di tempat ini, warga berupaya menyuapi si lumba-lumba nahas ini.

"Kemudian coba dipulihkan, rada lemas, kemudian dikasih pakan, tetapi mungkin karena mulutnya sakit, jadi tidak bisa sempurna untuk makan," ucapnya, menjelaskan upaya warga menyelamatkan lumba-lumba terdampar, Rabu, 12 Desember 2018.

Selain memberi pakan, upaya menyelamatkan hewan berbobot kurang lebih 45 kilogram ini pun dilakukan. Nyaris semalaman, warga dan relawan menunggui hewan ini.

Sayangnya, takdir tak bisa diralat. Lumba-lumba ini tak bisa bertahan. Lumba-lumba nahas ini masih terhitung beruntung. Ia mati dikelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya sepenuh hati.

Warga bersama relawan dan petugas BKSDA mengubur bangkai lumba-lumba ini di pantai.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya