Liputan6.com, Malang - Top 3 berita hari ini, polisi berhasil mengungkap jejak masa lalu Sugeng Santoso yang diduga telah memutilasi korbannya di Pasar Besar, Kota Malang.
Dari sejumlah keterangan yang diterima, pelaku mutilasi ini sempat menjalani perawatan di RS Jiwa Lawang, Malang. Dia bahkan disebut-sebut pernah memotong lidah pacarnya hingga mengantarkannya mendekam di penjara selama 3 tahun.
Baca Juga
Untuk mengecek kondisi kejiwaannya, polisi mendatangkan psikiater untuk memeriksa pelaku. Ada kemungkinan, Sugeng tidak akan ditahan jika terbukti memiliki gangguan kejiwaan.
Advertisement
"Semua masih menunggu hasil pemeriksaan, dilihat dulu. Sejauh ini tidak ada rencana membebaskannya," kata Kapolres Malang Kota, AKBP Asfuri.
Sementara itu, Polres Malang hingga kini masih menyelidiki identitas perempuan korban mutilasi tersebut. Untuk mengurai teka-teki ini, dibuat sketsa wajah korban.
Berikut berita terpopuler dalam Top 3 Berita Hari Ini:
1. Rekam Jejak Perilaku Sadis Pelaku Mutilasi di Malang
Sugeng Santoso, terduga pelaku mutilasi di Malang memiliki kisah hidup yang berbeda dari kebanyakan orang beberapa tahun lalu.
Hal ini diketahui ketika polisi melacak kepastian jejak masa lalu pria tanpa pekerjaan yang jelas ini. Termasuk, dengan memeriksakan kondisi kejiwaannya ke psikiater.
Polisi sudah mendapat sejumlah informasi tentang pria yang pernah menetap di Kelurahan Jodipan Malang ini. Terduga pelaku mutilasi di Malang ini beberapa tahun silam sempat menjalani perawatan di RS Jiwa Lawang, Malang.
2. Iri Hati, Tukang Parkir Bakar Rumah Rekannya Dua Kali
Kesal merasa iri dirinya tak dihargai, seorang tukang parkir di Kendari nekat membakar rumah teman seprofesinya. Parahnya aksi itu dilakukan hingga dua kali.
Saat UP melakukan aksi keduanya, tukang parkir itu bersama dua anak dan istrinya sedang tidur pulas. Pelaku datang langsung membakar bagian depan rumah korban setelah sebelumnya menyiramkan bensin pada dinding rumah berbahan papan kayu itu.
Dari interogasi terungkap, motif UP membakar rumah rekannya lantaran iri hati dan dendam.
3. Suara-Suara Menolak People Power Muncul di Aceh
Sejumlah pihak menolak ajakan people power atau pengerahan massa besar-besaran pada 22 Mei 2019. Di Serambi Makkah, penolakan datang dari kepala daerah dan ulama.
Pertama datang dari Bupati Aceh Barat Daya, Akmal Ibrahim. Ia mengajak masyarakat tidak terprovokasi oleh ajakan-ajakan pihak tertentu untuk ikut serta dalam gerakan people power.
Wakil Bupati Nagan Raya, Chalidin Oesman berucap senada. Dirinya berharap agar masyarakat cerdas dalam memfilter dan memilah antara hal yang bisa merusak kerukunan dan yang tidak.
"Semoga masyarakat Nagan Raya semakin cerdas dalam menyikapi berbagai ajakan dan persoalan. Lebih bisa memilah, mana ajakan provokatif yang bisa merugikan nilai kerukunan dan mana ajakan yang benar benar membuahkan kesejukan antarsesama," ucap Chalidin.
* Ikuti perkembangan Real Count Pilpres 2019 yang dihitung KPU di tautan ini