Pesan Lebaran Mahfud MD yang Kontekstual 

Lewat pesannya ia merangkai benang merah budaya, Idul Fitri, dan negara.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 05 Jun 2019, 18:00 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2019, 18:00 WIB
Mahfud MD
Mahfud MD menyampaikan pesan Idul Fitri yang kontekstual dan sesuai dengan kondisi politik negara saat ini (Liputan6.com /Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta Pakar hukum sekaligus mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menyampaikan pesan Idul Fitri 1440 H. Lewat pesannya ia merangkai benang merah budaya, Idul Fitri, dan negara.

"Idul Fitri berarti kembali ke kesejatian diri, manusia kembali keikhlasan, bisa ditarik Idul Fitri negara berarti kembali ke keaslian pembentukan negara, yaitu persatuan," ujar Mahfud, Selasa (6/4/2019).

Ia menghargai Indonesia karena persatuan dan berdiri karena bersatu. Dalam diskusi politik saat ini, Idul Fitri mengundang bangsa Indonesia untuk bersatu kembali seperti kompilasi 1945.

[bacajuga: Baca Juga] (3974178 3978324 3981366)

Sementara dari sudut pandang budaya, Idul Fitri juga menjadi momentum yang tepat untuk bersilaturahmi. Silaturahmi merupakan budaya asal Indonesia yang tidak ada di Arab Saudi.

Menurut Mahfud , momentum Idul Fitri ini bisa digunakan untuk keluar dari pertentangan politik dan menerapkan budaya silaturahmi.

Ia juga menyarakan khotib dan acara-acata silaturahmi yang biasanya dilakukan seusai Shalat Ied harus diisi pesan Idul Fitri yang sarat persatuan dan persahabatan. Mahfud mempercayai hasil survei 91 persen masyarakat menganggap pemilu telah selesai dan menerima hasil, memenangkan pemenangnya.

"Yang sedikit ini (di luar 91 persen) yang harus disetujui dan diberi perlakuan khusus yang diajukannya politis, jangan sampai melanggar HAM," kata Mahfud .

 Simak video pilihan berikut ini

Kunci Penyejuk Publik

Mahfud MD
Mahfud MD menyampaikan pesan Idul Fitri yang kontekstual dan sesuai dengan kondisi politik negara saat ini (Liputan6.com /Switzy Sabandar)

Mahfud memandang momentum silaturahmi Idul Fitri juga tepat untuk mempertemukan Jokowi dan Prabowo. Bisa dipertanyakan di satu tempat.

Ia tidak menampik ada orang yang memberi tahu soal pertemuan yang dilakukan dan menunggu hasil keputusan MK.

"Bisa juga saat ini tepat untuk masing-masing diumumkan, belum sekarang (Idul Fitri) ini lebih bagus momentumnya," ucap Mahfud.

Ia memutuskan, pada akhirnya semua harus menerima kenyataan melalui keputusan MK. Oleh karena itu, pemilihan menjadi kerja bersama dan berbagi tugas.

Mahfud menuturkan yang bisa dilakukan saat ini adalah meminta persuasif menggunakan Jokowi dan Prabowo mau bertemu. Ia mengapresiasi langkah Jusuf Kalla yang sudah mengumpulkan NU, Muhammadiyah, dan ormas-ormas Islam untuk mendukung langkah rekonsiliasi itu.

"Yang penting meyakinkan Prabowo dan Jokowi itulah pertemuan mereka yang ditunggu sebagai bentuk menyejukkan rakyat," ujar Mahfud. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya