Kupat Ngaku Lepat, Grebeg Kupat di Kraton Kawitan Amarta Bumi

Ini merupakan tradisi Jawa, lepat bermakna ngaku lepat, sebuah pernyataan kejujuran yang kini mulai pudar.

diperbarui 10 Jun 2019, 19:00 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2019, 19:00 WIB
Grebeg Kupat di Kraton Kawitan Amarta Bumi
Warga berebut gunungan Kupat yang dipercaya membawa berkah. (foto: Liputan6.com / krjogja.com)

Semarang - Tradisi Kupat atau 'ngaku lepat' terus didengungkan di Keraton Kawitan Amarta Bumi setiap memperingati Hari Raya Idul Fitri.

Peringatan tahun 2019 ini Keraton juga memperingati dengan menggelar grebek kupat yang berjumlah 1000 yang tersaji dalam bentuk gunungan yang digelar Minggu (9/6).

Tradisi tahunan ini diawali dengan mengarak dua gunungan yang berisi kupat dan lepet serta aneka hasil bumi.

Arak-arakan gunungan diikuti seluruh keluarga dan kerabat keraton, termasuk prajurit dan abdi dalem, serta para tamu undangan.

Raja Kraton Kawitan Amarta Bumi  Sri Anglung Prabu Konto Joyonegara Cakra Buana Giri Natha menjelaskan peringatan grebeg kupat merupakan pengakuan atas kesalahan atau kelepatan.

"Ini merupakan bentuk tradisi jawa yang kami munculkan kembali, lepat bermakna ngaku lepat yang merupakan sebuah pernyataan kejujuran yang kini mulai pudar," kata Sri Anglung.

Kupat tersaji dalam 10 jenis yang merupakan sifat dari manusia. Gunungan sebelum diperebutkan di kirab keliling keraton dengan sebelumnya dilakukan ritual dan doa.

Setelah sampai di lokasi rebutan gunungan, sang prabu memberikan sambutan dan makna dari pelaksanaan grebeg kupat tersebut.

Warisan Leluhur

Belum usai Raja Keraton Kawitan Amarta Bumi selesai memberikan sambutan warga sudah langsung menyerbu dua gunungan dan ludes dalam hitungan detik.

"Grebeg kupat ini salah satu bentuk berkepribadian dalam kebudayaan. Tradisi warisan leluhur ini akan terus dilaksanakan dan dilestarikan karena nguri-nguri kebudayaan daerah, ini juga merupakan ajaran-ajaran luhur," katanya. 

Tri Wahyudi warga Semarang mengaku belum pernah datang ke kampung jawa Sekatul atau Kraton kawitan Amarta Bumi tempat digelarnya acara Grebeg Kupat.

"Saya belum pernah kesini dan baru kali ini malah ada acara grebek kupat dan tadi ikutan berebut gunungan," kata Tri Wahyudi. Dia akan memakan apa yang diperoleh dari berebut gunungan tersebut.

Simak video pilihan berikut:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya