Dieng Culture Festival 2019 Bakal Berselimut Embun Es

Panitia Dieng Culture Festival 2019 sudah mempersiapkan penghangat tradisional untuk mengantisipasi suhu beku yang memunculkan embun es

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 26 Jun 2019, 12:00 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2019, 12:00 WIB
Embun es Dieng. (Foto: Liputan6.com/UPT Dieng/Muhamad Ridlo)
Embun es Dieng. (Foto: Liputan6.com/UPT Dieng/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banjarnegara - Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah memiliki ritual tahunan bertajuk Dieng Culture Festival. Yang menarik, gelaran tahun 2019 ini diperkirakan bakal diselimuti embun es Dieng.

Bagaimana tidak, hingga 25 Juni 2019 saja, embun es telah muncul setidaknya 13 kali. Dua kali pada Mei, sekali pada awal Juni, dan sembilan kali berturut-turut antara Senin (17/6/2019) hingga Selasa (25/6/2019).

Lazimnya, embun es Dieng berpuncak pada akhir Juli, Agustus, dan awal September. Namun, tahun ini memang spesial, embun es Dieng muncul lebih cepat dari biasanya.

Alif Fauzi, Ketua Pokdarwis Pandawa, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah mengatakan sejauh ini panitia telah menyelesaikan sekitar 80 persen persiapan. Kepanitian telah siap menyongsong helatan Dieng Culture Festival yang ke-10 ini.

“Ada kemungkinan Dieng Culture Festival 2019 muncul bun upas. Karena Agustus memang puncak keluarnya,” kata Alif, dihubungi Liputan6.com, Selasa petang, 25 Juni 2019.

Alif mengemukakan, tahun ini selain dua ikon acara yang sudah kondang, yakni ritual adat pencukuran rambut gembel dan jazz atas awan, Dieng Culture Festival juga memiliki beragam agenda yang tak kalah menariknya.

 

Agenda Dieng Culture Festival 2019

Ritual pemotongan rambut gimbal atau gembel dalam Dieng Culture Festival. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ritual pemotongan rambut gimbal atau gembel dalam Dieng Culture Festival. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Di antaranya, Java coffee festival, sky lantern festival (pesta lampion), sarasehan budaya, festival artistik dan beberapa menu acara lainnya.

Meski tahun lalu dihadiri oleh lebih dari 160 ribu pengunjung, Dieng Culture Festival 2019 tidak menarget muluk-muluk. Panitia hanya menarget kunjungan 100 ribu orang.

Padahal, menilik betapa viralnya fenomena embun es Dieng, ada kemungkinan pengunjung bakal bertambah banyak. Namun, panitia menganggap apa yang terjadi tahun lalu adalah bonus.

“Kita nggak muluk-muluk. Targetnya tetap 100 ribu pengunjung,” ucap Alif.

Panitia juga sudah membuka tiket terusan Dieng Culture Festival 2019. Selain lewat beberapa akun sosial media resmi Dieng Culture Festival, informasi tiket juga bisa diperoleh dari berbagai kanal mitra.

Tahun ini, panitia mematok tiket terusan sebesar Rp 360 ribu per orang. Pemesan bakal memperoleh tas, kaos, ID Festival, tiket semua acara, caping gunung, kain jarit, lampion dan souvenir.

Alif bilang panitia Dieng Culture Festival 2019 juga sudah mempersiapkan penghangat tradisional untuk mengantisipasi suhu beku yang memunculkan embun es. Selain anglo, panitia juga menyediakan drum bekas yang diisi dengan kayu bakar.

 

Cara Panitia Mengusir Suhu Beku Dieng

Jazz Atas Awan di kompleks Candi Arjuna, Dieng dalam Dieng Culture Festival . (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Jazz Atas Awan di kompleks Candi Arjuna, Dieng dalam Dieng Culture Festival . (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Drum bekas itu disebar merata di camping ground, sebelah kompleks Candi Arjuna Dieng. Kegunaannya, pengunjung yang terbiasa berada di daerah hangat harapannya tak terlampau dicekam hawa dingin membeku.

“Cukup efektif kalau dekat dengan anglo atau drum bakar. Agak jauh sedikit sudah terasa dingin lagi. Tapi cukup membantu,” jelasnya.

Alief juga menyarankan agar pengunjung yang hendak mengikuti Dieng Culture Festival memastikan kondisi tubuhnya benar-benar fit. Pasalnya, suhu minus yang terjadi pada Juni ini kemungkinan besar bakal terulang pada periode Juli, Agustus dan September.

Selain itu, wisatawan juga perlu mempersiapkan baju hangat, jaket, kaos kaki, syal, sarung tangan, tutup kepala hingga sleeping bag atau kantong tidur. Sebab, suhu udara di dalam tenda tak bisa sehangat kamar penginapan.

Pengalaman sebelumnya, ada pengunjung yang tak siap dengan persiapan dan terserang Hipotermia. Hipotermia adalah keadaan di mana tubuh tak bisa mempertahankan suhu tubuh tetap hangat.

“Terutama kondisi fisik harus fit. Karena di sini nanti tiga hari dan banyak kegiatan,” dia mengungkapkan.

Soal penginapan, sejak jauh-jauh hari panitia telah berkoordinasi dengan para pengelola penginapan di Dieng, baik yang masuk di Kabupaten Banjarnegara maupun Wonosobo. Semua penginapan sudah mulai membuka pesanan untuk para tamu.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya