Liputan6.com, Garut Diawali penyambutan pertunjukan kesenian daerah, 30 orang mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) yang berasal dari tiga negara, Indonesia, Thailand dan Filipina, asyik menikmati jalannya acara di aula kecamatan Selaawi, Garut, Jawa Barat. Mereka berada di masyarakat Selaawi, untuk belajar budaya, hingga potensi lokal masyarakat.
Fernando Mulia, Ketua Panitia Seed Unpar 2019, mengatakan keberadaan mahasiswa lintas negara di kecamatan Selaawi, merupakan tugas mahasiswa dalam menjalankan program internasional kampus melalui Social Enterprise for Economic Development (SEED).
"Mereka akan berinteraksi langsung dengan warga. Meneliti untuk dasar pengembangan usulan sesuai kebutuhan masyarakat setempat," ujarnya, Rabu (26/6/2019).
Advertisement
Baca Juga
Program tersebut bersifat wajib. Selain memberikan praktek lapangan yang praktis bagi mahasiswa, juga merupakan bentuk keterlibatan Unpar sebagai anggota pada ASEAN Learning Network (ALN).
"Keunikan program itu terletak pada keberagaman kemudian dituangkan dalam malam kebudayaan," kata dia.
Dalam prakteknya, selama 9 hari berbaur bersama masyarakat, mahasiswa lintas negara itu akan menggali potensi lokal masyarakat Selaawi, mulai sektor seni budaya, hingga ekonomi masyarakat.
"Mereka juga akan menampilkan kesenian dan kebudayaan dari negaranya masing-masing," kata dia.
Dengan upaya itu, ada akulturasi positif budaya global bagi masyarakat. Tanpa tersekat budaya lokal masyarakat, para mahasiswa yang terbagi dalam beberapa kelompok itu, akan menggali dan mengumpulkan data, mencari persoalan hingga solusi tepat yang akan diberikan.
Kesejahteraan Ekonomi
Fernando menambahkan, selain mempelajari akar budaya masyarakat sekitar, hal utama pelaksanaan SEED Unpar 2019 yakni mencari formula tepat untuk memberikan solusi peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat, dari potensi yang ada.
"Jadi nanti bagaimana mengembangkannya, kalau potensi itu sudah mulai digarap, bagaimana cara mengekplotasi lebih bagus lagi," papar dia.
Melihat besarnya potensi alam dan sosial budaya yang dimiliki masyarakat Selaawi, lembaganya akan memberikan kesempatan seluasnya bagi mahasiswa untuk mencari data di lapangan.
"Kami datang ini bukan kami bisa apa, tetapi kami lihat masyarakat ini butuh apa, masalahnya apa nanti kita selesaikan," kata dia.
Ia berharap dengan banyaknya data yang berhasil dihimpun, seluruh mahasiswa lintas negara itu, mampu menyajikan solusi yang tepat terhadap persoalan yang tengah dihadapi warga.
Bahkan dalam perjalanan selanjutnya, khusus mahasiswa dalam negeri akan kembali lagi ke dalam komunitas masyarakat Selaawi untuk mempertajam formulai solusi yang akan diberikan.
Camat Selaawi Ridwan Ridwan Effendi menambahkan, sebagai daerah dengan kategori Indeks Pembangunan Manusia (IPM), wilayahnya terus mencari formula tepat bagaimana mengembangkan potensi lokal.
Simak video pilihan berikut:
Advertisement
Garapan
Sesuai kebutuhan dan kondisi potensi di masyarakat, lembaganya ujar Ridwan, telah memiliki data potensi apa saja, untuk mendapatkan perhatian dalam program itu. "Satu tentu bambu kreatif, karena potensinya yang melimpah," kata dia.
Kemudian pengembangan sektor pariwisata di beberapa desa di kecamatan Selaawi, sehingga lebih banyak pengunjung yang datang. “kami memiliki program one village one turis destinatioan, satu desa satu kawasan wisata,” ujar dia.
Selain itu, pengembangan sektor pertanian holtikultura mulai jahe, kunyi, jagung. Terakhir sektor peternakan. Saat ini, potensi sapi potong di kecamatan Selaawi, cukup melimpah dan merupakan salah satu populasi sapi terpadat di Garut.
"Bagimana potensi ini diolah, dikemas, baik untuk segi lokal, regional Jawa barat hingga akses global, sehingga bisa memberikan sinergitas secara multinasional," papar dia.
Dalam penjajakan komunikasi awal dengan pihak kampus, ada beberapa fakultas Unpar yang menunjukan ketertarikan menggarap potensi yang ada. Dengan besarnya potensi yang dimiliki, lembaganya berharap adanya formula yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.