Liputan6.com, Malang - KH Abdurrahman Wahid pernah ditanya bagaimana cara dia mengetahui jumlah jamaah yang hadir ke pengajiannya banyak atau sedikit. Dengan gaya santai, kiai yang akrab disapa Gus Dur itu menjawab, "Tinggal serukan saja salawat nabi, Allahumma Solli Ala Sayidina Muhammad."
Bila ramai yang ikut bersalawat maka ramai pula jamaah yang hadir, begitu pun sebaliknya.
Advertisement
Baca Juga
Isyarat kemenangan Syafiq Syauqi di Konferensi Wilayah Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Jawa Timur yang dihelat di Kota Malang akhir pekan lalu, tergambar lewat cara sederhana yang dilakukan Gus Dur itu.
Ketika Ketua Umum GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas memanggil tiga kandidat calon ketua PW GP Ansor Jatim ke panggung. Sorak sorai peserta konferensi begitu riuh saat nama Cucu KH Wahab Hasbullah itu disebut. Melebihi keriuhan ketika nama Ghufron Siradj dan Muhammad Abid Umar Faruq, dua kandidat lain, dipanggil.
Maka ketika pemilihan ketua PW GP Ansor Jatim lewat mekanisme musyawarah yang ditengahi Ketua Satrkornas Banser Alfa Isnaeni tak mencapai mufakat. Pemilihan dilanjut dengan voting dan hasilnya sesuai keriuhan saat nama calon disebut.
Gus Syafiq, menantu Bupati Tuban dan Ketua PC GP Ansor Tuban itu menjadi pemenang dengan meraih total 405 suara. Ada pun Cucu KH Zainuddian Jazuli Ploso, Gus Abid meraih 277 suara dan Ghufron Siradj paling buncit dengan 8 suara.
Tertunda Dua Tahun
Konferensi wilayah GP Ansor Jatim digelar di Pondok Pesantren karena ada larangan menggelar di tempat mewah seperti di hotel. Pondok Pesantren Sabilul Rosyad, Kecamatan Sukun, Kota Malang terpilih karena pengasuhnya KH Marzuki Musytamar, juga Ketua Tanfidziah NU Jawa Timur, bersedia menjadi tuan rumah.
Konferwil ke 14 itu telah tertunda dua tahun, mestinya digelar pada 2017. Namun hingga masa jabatan habis, Rudi Tri Wahid, Ketua GP Ansor Jatim sebelumnya, tak kunjung melaksanakan konfrensi. Ansor Pusat kemudian menunjuk Gus Aam sebagai Plt menggantikan Rudi.
Yaqut memilih Gus Aam karena pada konferensi sebelumnya selalu jadi kandidat ketua namun selalu kalah dengan Rudi Tri Wahid. Pada Konferwil 2019, Gus Aam mencalonkan adiknya Gus Syafiq dan menang.
"Biar Gus Aam tahu bahwa mengurusi Ansor itu tidak mudah. Biar gak ngotot nyalon terus," kata Gus Yaqut.
Meski mengakhiri jabatannya dengan kegagalan menggelar Konferensi Wilayah, Yaqut tetap mengucapkan terimakasih pada Rudi Tri Wahid karena berhasil memajukan GP Ansor Jatim. Kantor GP Ansor Jatim kini adalah salah satu buah kerja Rudi selama dua periode.
Advertisement
Toleransi di Arena Konferensi
Banyak kejutan di arena Konfrensi GP Ansor Jatim. Tamu-tamu pejabat yang datang ternyata banyak kader NU atau GP Ansor. Kiai Marzuki misalnya menyebut Walikota Malang Sutiaji adalah kader NU.
Juga Ketua DPD PDIP Jawa Timur Kusnadi ternyata kader NU. Kecintaannya pada NU ditunjukkan lewat dua anaknya yang kuliah di UNISMA Malang Universitas milik NU dan seorang lagi sedang menempuh jadi Hafiz Qur'an di sebuah Pesantren NU.
Bahkan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak disebut oleh Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas pernah menjadi pengurus NU Cabang Jepang.
Dan yang bikin adem adalah ada toleransi di arena Konferensi. Pesantren Sabilul Rosyad yang tak mampu menampung semua peserta konferensi, sebagian diinapkan di sebuah gereja sekitar 300 meter dari pesantren.