Cukup 20 Menit, Hewan Kurban Beres di Tangan Kepala Kantor SAR Kendari

Berbekal pengalaman sebagai penjual daging, Kepala Kantor SAR Kendari bisa menyembelih dan membagikan sapi kepada warga kurang mampu hanya dalam beberapa menit saja.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 12 Agu 2019, 10:01 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2019, 10:01 WIB
Kepala Kantor SAR Kendari hanya dalam hitungan menit memyembelih dan bagikan hewan kurban kepada warga.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)
Kepala Kantor SAR Kendari hanya dalam hitungan menit memyembelih dan bagikan hewan kurban kepada warga.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Liputan6.com, Kendari - Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan SAR Kendari, Djunaidi, terlihat lincah memainkan pisau penyembelih sapi kurban Idul Adha, Minggu (11/8/2019) siang. Hanya beberapa menit saja, seekor sapi kurban dewasa berhasil dirobohkan dan disembelih.

Tak hanya itu saja, Djunaidi juga langsung menguliti hewan kurban yang disumbangkan Kantor SAR Kendari kepada warga kurang mampu. Memiliki pisau khusus yang dibawa-bawa sejak bertugas di Sulawesi Selatan, hanya sekitar 20 menit, sapi kurban langsung dibagikan kepada warga yang sudah mengantri sejak selesai shalat Idul Adha 1440 Hijriah.

Saat berhasil menyelesaikan satu ekor sapi, Djunaidi sempat terlihat ngos-ngosan selama beberapa menit. Sedikit berkelakar, dia mengungkapkan, dulu bisa menangani sapi lebih cepat karena sekarang pria kelahiran 1975 itu, sudah tak muda lagi.

Ternyata, dibalik kemampuannya menyembelih hewan kurban, Djunaidi dulunya adalah mantan penjual daging di Pasar Panampu Makassar. Hal itu, dilakoni sejak tahun 1989 hingga 1993.

Sekitar tahun 1989, dia bersama ayahnya Abdul Fattah dan ibunya, Angku Pati, bekerja menjual daging. Saat itu, dia harus bekerja keras membantu keluarga dan menghidupi 5 orang saudaranya.

"Ada ratusan kali saya terlibat langsung memotong daging, Alhamdualillah kemampuan itu kadang berguna pada saat saya berada di daerah lain," ujar Djunaidi.

Kemampuan lainnya, Djunaidi ternyata jago memasak coto. Salah satu hidangan berkuah yang terbuat dari daging sapi atau kuda khas Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Hidangan coto yang dibuat Djunaidi, tak jarang disajikan saat acara resmi yang digelar Kantor SAR Kendari. Tak jarang, coto buatan Djunaidi kerap mendapat pujian karena tak kalah gurih dengan buatan pedagang aslinya.

Kemampuan Djunaidi ini ternyata didapat dari ibunya yang pernah menjual coto dan nasi kuning semasa dia remaja, sekitar tahun 1980. Saat itu, ibunya sudah membantu ayahnya yang harus banting tulang demi keluarga.

"Waktu itu kehidupan keras karena harus bekerja membantu orang tua sejak masih remaja. Alhamdulillah saya bisa sekolah bagus dan bertugas sebagai Kepala SAR Kendari," ujarnya.

Dia melanjutkan, sebelum berkiprah di SAR, dia masuk akademi maritim pada 1996. Sebelumnya, dia tak lolos AKMIL karena jatuh pada tes tahap akhir, diberikan akses bebas uang pangkal saat masuk di Akademi Maritim.

"Dari situ saya mulai keliling pada sejumlah negara, saya juga pernah bekerja di kapal kargo yang berbasis di Singapura," ujar pria yang memahami beberapa bahasa ini.

Diketahui, Kepala Kantor SAR Kendari bersama anggotanya, ikut menyumbangkan hewan kurban bersama sejumlah instansi lainnya. Sebanyak 4 ekor sapi disembelih dan dibagikan kepada warga kurang mampu dan anak-anak panti asuhan di sekitar kantor.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya