Etnis Tionghoa Medan Sebarkan Virus Cinta di Momen Hari Kemerdekaan

Menggelar upacara bendera di pelataran Yayasan Sad Putra Persada, Jalan Pancur Batu, Kota Medan. PSMTI Sumut ingin menunjukan etnis Tionghoa tetap memiliki jiwa nasionalisme dalam berkontribusi untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

oleh Reza Efendi diperbarui 18 Agu 2019, 05:00 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2019, 05:00 WIB
Etnis Tionghoa di Medan upacara bendera Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke/74/Reza Efendi
Etnis Tionghoa di Kota Medan yang tergabung dalam Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Sumatera Utara (Sumut) menularkan virus cinta Tanah Air

Liputan6.com, Medan - Etnis Tionghoa di Kota Medan yang tergabung dalam Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Sumatera Utara (Sumut) menularkan virus cinta Tanah Air terhadap generasi muda di momentum Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-47.

Menggelar upacara bendera di pelataran Yayasan Sad Putra Persada, Jalan Pancur Batu, Kota Medan. PSMTI Sumut ingin menunjukan etnis Tionghoa tetap memiliki jiwa nasionalisme dalam berkontribusi untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Kita ingin menularkan virus cinta tanah air kepada generasi muda di Hari Kemrdekaan ini," kata Tongariodjo Angkasa Ginting, Sabtu (17/8/2019).

Dalam upacara bendera, Tongariodjo Angkasa Ginting bertindak sebagai Pembina Upacara, Pemimpin Upacara, Jhony Wang, Pembacaan Teks Proklamasi, Johan Tjongiran. Kemudian Penanggung Jawab, Hendrik, Koordinator, Romy, Protokol, Sukiran, dan Pembaca Doa, Rudy Hardjon.

Tongariodjo mengungkapkan, bagi PSMTI perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia merupakan bagian yang sangat penting. Diungkapkannya, cinta NKRI jangan hanya 'lipstik' atau sekadar diucapkan di mulut saja.

"Mari sebarkan virus cinta NKRI kepada generasi penerus bangsa," ungkapnya.

Disebutkan Tongariodjo, dalam upacara ini peserta upacara yang sebagian besar generasi muda mengenakan pakaian adat tradisional ataupun pakaian nasional. Hal ini salah satu cara untuk tetap mencintai budaya Indonesia dalam mengisi kemerdekaan.

Tidak hanya menanamkan rasa cinta tanah air, upacara Hari Kemerdekaan ini juga untuk mengenang dan menghormati jasa para pahlawan yang berjuang dalam memperebutkan kemerdekaan.

"Tidak bisa dipungkiri, tanpa pahlawan masyarakat tidak bisa menikmati kemerdekaan hingga saat ini," sebutnya.

Ditegaskan Tongariodjo, dalam merebut kemerdekaan Republik Indonesia banyak suku yang berjuang, salah satunya etnis Tionghoa. Ini terbukti di Taman Makam Pahlawan Bukit Barisan Medan ada kuburan pahlawan etnis Tionghoa.

"Tugas penting generasi muda memajukan Indonesia. Jangan kalah dengan negara tetangga. Indonesia bisa jadi Singa Asia. Jika bersatu, itu bisa tercapai," tegasnya.

PSMTI Sumut melibatkan pelajar dari SMA Wiyata Dharma Medan yang bertugas sebagai Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) dan paduan suara, serta SMA Dr Wahidin Sudirohusodo sebagai Marching Band dalam upacara.

Ketua Panitia Acara, Husin menambahkan, peringatan Hari Kemerdekaan juga dimeriahkan dengan pawai keliling. Rute pawai sekitar RSU Pirngadi Medan dan kembali ke gedung YSPP. Pawai diikuti seluruh peserta upacara.

"Pawai ini bertujuan untuk memperlihatkan persatuan dan kesatuan di tengah masyarakat Kota Medan. Ini kali pertama PSMTI melakukan pawai keliling," sebut Husin.

Upacara dihadiri anggota DPRD Medan, Wong Chun Sen, pengurus PSMTI Sumut, Joko Dharmanadi, Ketua PSMTI Medan, Johan Tjongiran, Sekretaris, Samudra Ngatimin, serta seluruh pengurus PSMTI Kabupaten se-Kota Medan, Kecamatan, dan Kelurahan, serta Kabupaten Langkat.

Upacara juga dihadiri organisasi Tionghoa lainnya, Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia (IPTI) Sumut, Senam Peremajaan Diri Indonesia (Haqi), Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI), Umat Buddha Nusantara (UBN), Perkumpulan Marga Lie Sumut, dan Lovely Family Charity Group.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya