Liputan6.com, Kendari - Seekor anoa betina yang terjebak jerat babi di wilayah Tanjung Batikolo, Desa Bangun Jaya, Kecamatan Lainea, Konawe Selatan, terpaksa diamputasi kaki kirinya. Jerat besi yang melilit anoa gunung itu pada 21 Juli 2019, menyebabkan kaki kiri depannya infeksi.
Luka yang terlalu dalam, menyentuh jaringan otot di atas pergelangan kaki depan sehingga, terjadi nekrosis atau kematian jaringan.
Selain diamputasi, anoa ini dipasangi semacam corong pengaman. Meskipun terkenal galak di hutan, saat menggunakan corong anoa malah terlihat lucu.
Advertisement
Baca Juga
Dokter hewan yang menanganinya, drh Putu Narakusuma Prasanjaya mengatakan, amputasi dilakukan untuk menghindari infeksi lebih parah.
"Saat kami dipanggil untuk memeriksa, kaki anoa sudah mengalami infeksi, kami duga karena lilitan tali kawat," ujar Putu Narakusuma, Rabu (21/8/2019).
Dia melanjutkan, ketika pertama kali ditangani, anoa sudah diberikan anelgesik, antibiotik, dan sejumlah obat-obatan. Namun, ternyata lukanya sudah terlanjur parah.
"Dengan amputasi, kita berharap bisa segera sembuh," dia menambahkan.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Sulawesi Tenggara, La Kaida mengatakan, pihaknya menyerahkan kepada tim dokter. Meskipun, tak menyangka anoa yang ditemukan pada 21 Juli 2019 itu, bakal diamputasi.
"Kami berusaha membantu, dengan memfasilitasi pengadaan kaki palsu dan corong yang biasa digunakan untuk hewan peliharaan," ujar La Kaida.
Dia melanjutkan, sudah mengupayakan langkah agar anoa bisa tetap bereproduksi dengan normal. Jika sudah pulih, pihaknya akan membawa anoa jantan yang berada di penangkaran Kabupaten Kolaka untuk dikawinkan.
"Kami yakin, luka anoa tak akan mengganggu sistem reproduksi," ujar La Kaida.
Anoa Diberi Kaki Palsu
Setelah diamputasi, tim dokter bersama BKSDA langsung membuatkan 'sepatu khusus'. Kaki palsu buatan warga Kendari itu, berbahan stainless.
Memiliki panjang sekitar 13 sentimeter, kaki palsu untuk anoa Konawe Selatan masih dalam tahap percobaan. Dokter belum memasangkan, karena kaki hewan yang diperkirakan berusia 9 bulan itu masih luka.
"Setelah luka sembuh, kami akan pasangkan," ujar drh Putu Narakusuma.
Dia menambahkan, akan melapisi busa atau karet di dalam kaki palsu. Sehingga, anoa akan nyaman pada saat menggunakan kaki barunya.
Menurut Putu, corong unik pada bagian leher agar petugas aman membersihkan hewan liar itu. Jika tak hati-hati, anoa bisa menyeruduk meskipun belum memiliki tanduk cukup panjang.
Kegunaan lainnya, corong menghindarkan anoa dari menjilati bagian kaki yang luka. Jika terus dilakukan, hal ini bisa memperparah infeksi.
"Itu corong kami rancang seperti yang biasa dipakai pada hewan peliharaan anjing. Juga dilapisi kain agar anoa tak sakit," ujar Putu.
Advertisement
Tak Agresif Saat Kawin
Setelah diamputasi, dipastikan agresivitas anoa bakal berkurang. Misalnya, pada saat kawin atau berdekatan dengan jantan.
Meskipun anoa betina, kemampuan tumpuan kaki diperlukan saat kawin. Kaki depan, menjadi bagian yang paling menentukan agresivitas. "Keseimbangannya akan terganggu, karena kaki depan menjadi tumpuan," ujar dr Putu.
Dia menjelaskan, sistem reproduksi anoa tak akan terganggu. Sebab, itu berada di dalam. "Hanya, pada saat didekati jantan, keseimbangannya terganggu," ujar Putu Narakusuma.
Anoa diketahui merupakan hewan yang mampu mencapai usia hingga 20 sampai 25 tahun. Umumnya, sudah mampu kawin pada usia 2 tahun.
Anoa melahirkan satu anak saja. Biasanya, pada musim melahirkan yang terjadi pada Agustus hingga Oktober. Di Sulawesi Tenggara, anoa tersisa tinggal puluhan ekor. Jumlah ini, berdasarkan hasil pantauan pada 14 lokasi.
Saksikan juga video pilihan berikut ini: