Liputan6.com, Semarang - Desa Mendongan, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang ternyata juga menjadi desa ternak. Akibatnya kotoran sapi menjadi sumber persoalan baru. Apalagi pemanfaatannya belum optimal.
Menurut Kepala Desa Mendongan, Yulianto, kotoran sapi itu hanya dimanfaatkan sebagai pupuk saja. Seringkali bahkan hanya ditimbun dan berpotensi menimbulkan masalah lingkungan.
"Salah satu hal yang belum dimiliki oleh Desa Mendongan adalah alat penghasil biogas, saya harap mahasiswa KKN dapat membantu merancang alat penghasil biogas atau biodigester," kata Yulianto.
Advertisement
Tim KKN II Undip yang berada di Desa Mendongan kemudian mencoba membuat instalasi sederhana yang mampu mengubah kotoran sapi menjadi bernilai lebih. Menurut Rei Raka salah satu mahasiswa KKN, ia dan timnya kemudian menggagas sebuah prototype Biodigester penghasil biogas.
Baca Juga
"Kami berkoordinasi dengan Kelompok Tani Ternak yang ada di Desa Mendongan," kata Rei Raka.
Menurutnya, upaya itu sebagai salah satu bentuk perburuan sumber energi terbarukan (renewable energy). pembuatan prototype Biodigester diawali dengan penyuluhan sanitasi kandang, pengamatan kualitas kotoran limbah ternak, kemudian pembuatan prototype, demonstrasi pengoprasian biodigester hingga menyiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan.
Biogas belakangan mulai jadi tren. Itu merupakan hasil proses mikrobiologi pada bahan organik, seperti kotoran limbah ternak menjadi metana (CH4) melalui proses pencernaan anaerob. Biogas merupkan bahan bakar gas yang sangat menarik untuk dikembangkan karena dapat diperbarui dan dapat dibuat dengan teknologi yang tidak terlalu rumit.
Biogas termasuk yang berasal dari kotoran sapi, dimanfaatkan sebagai bahan bakar, pembangkit listrik, penghasil energi panas, lampu penerangan, dan lain sebagainya. Selain itu, hasil samping dari alat biodigester juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.
(erlinda puspita wardhani ~ kontributor liputan6.com)
Simak video pilihan berikut:
Â