Bayi Kembar Siam di Palembang Lewati Masa Kritis Usai Operasi 7 Jam

Salah satu bayi kembar siam di Palembang yang berhasil selamat menjalani operasi pemisahan, sudah melewati masa kritisnya.

oleh Nefri Inge diperbarui 30 Agu 2019, 09:00 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2019, 09:00 WIB
Bayi Kembar Siam di Palembang Lewati Masa Kritis Usai Operasi 7 Jam
Aysha, salah satu bayi kembar siam yang berhasil selamat usai operasi pemisahan selama 7 jam di RSMH Palembang (Dok. Humas Pemprov Sumsel / Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Operasi pemisahan bayi kembar siam, Alisha dan Aysha yang digelar di Rumah Sakit Muhammad Hoesin (RSMH) Palembang, turut mendapat perhatian Gubernur Sumsel Herman Deru.

Gubernur bersama rombongannya, datang menjenguk Aysha, salah satu bayi kembar siam yang selamat, usai menjalani operasi selama tujuh jam.

Kondisi salah satu bayi kembar siam ini, sudah melewati masa kritisnya. Padahal tim dokter RSMH Palembang memperkirakan masa kritis Aisha bisa berlangsung selama sepekan.

"Tadi saya sudah lihat langsung kondisinya, katanya Aysha sudah minum susu dan sudah melewati masa kritis pertamanya,” ujarnya, Kamis (29/8/2019).

Mantan Bupati Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur Sumsel ini juga mengapresiasi para tim dokter di RSMH Palembang. Atas keberhasilan operasi pemisahan kembar siap yang tergolong sulit ini, meskipun salah satu bayi yaitu Alisha, tidak bisa diselamatkan.

Dia juga mengucapkan rasa terimakasihnya, karena tim dokter dari Rumah Sakit Dr Soetomo Surabaya, ikut andil dalam operasi pemisahan bayi kembar siam, yang digelar pada hari Selasa (27/8/2019).

"Kita patut bangga dengan RSMH Palembang yang sudah beberapa kali berhasil melakukan operasi pemisahan bayi kembar siam. Kedepan harus diselaraskan skill dengan peralatan yang kita puny. Kita ingin Sumsel juga menjadi Health Tourism dan menjadi General Check Up (GCU)," katanya.

Belajar dari kasus bayi kembar siam ini, Gubernur Sumsel pun akan menambah fasilitas kesehatan di puskesmas di 17 Kabupaten/Kota di Sumsel.

Herman Deru pun berjanji akan menambah fasilitas Ultrasonografi (USG), yang akan disebar di berbagai puskesmas, guna memberikan pelayanan terbaik bagi pasien ibu hamil.

"Kasus seperti ini (bayi kembar siam) sebenarnya bisa dideteksi sejak awal, jika sang ibu bisa USG sejak awal kehamilannya, tidak harus menunggu tujuh bulan,” ungkapnya.

“Karena Dokter bisa memutuskan apakah kehamilannya bisa diteruskan atau tidak. Makanya saya tantang agar Puskesmas sediakan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas, nanti saya akan sediakan fasilitas USG,” ucapnya.

 

Tambah Alat USG

Bayi Kembar Siam di Palembang Lewati Masa Kritis Usai Operasi 7 Jam
Gubernur Sumsel Herman Deru saat menjenguk Aysha, bayi kembar siam yang berhasil selamat usai operasi pemisahan di RSMH Palembang (Dok. Humas Pemprov Sumsel / Nefri Inge)

Ultrasonografi medis sendiri merupakan sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra. Alat ini digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran, struktur, dan luka patologi. Dengan membuat teknik ini, berguna untuk memeriksa organ terutama untuk bayi dalam kandungan.

Gubernur Sumsel berharap, jika penyediaan USG di puskesmas sudah terealisasi. Para tenaga kesehatan di puskesmas se-Sumsel, bisa memanfaatkannya secara maksimal. Terutama untuk mendeteksi secara dini berbagai kasus kehamilan di Sumsel.

"Jangan sampai, alat USG sudah dibeli tapi tidak digunakan. Karena operasional USG ini, harus ditangani dokter khusus yang ahlinya," katanya.

Operasi pemisahan bayi kembar siam yang merupakan anak pertama dari pasangan Afid Bahirul (30) dan Oryn Syafitri (26), berlangsung selama tujuh jam.

Tim dokter RSMH Palembang memutuskan untuk menyelamatkan bayi yang sehat yaitu Aysha, dengan melakukan operasi memutuskan asupan darah ke bayi Alisha.

Di akhir operasi, bayi Alisha ahirnya meninggal dunia, karena tidak memiliki saluran pernafasan atau tenggorokan dan paru-parunya tidak berfungsi maksimal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya