Liputan6.com, Jakarta Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo-Taj Yasin Maimoen dinilai sudah sesuai jalur atau on the track. Meski baru setahun memerintah, pasangan yang dilantik pada 5 September 2018 ini sudah berhasil mengubah wajah Jawa Tengah dalam berbagai bidang, khususnya ekonomi dan pemerintahan menjadi lebih baik.
Pengamat ekonomi Universitas Diponegoro, Prof FX Sugiyanto mengatakan, dari sisi pertumbuhan ekonomi Jateng, selama setahun terakhir menunjukkan peningkatan yang signifikan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pertumbuhan ekonomi Jateng saat ini sudah mencapai 5,62 persen.
Baca Juga
"Untuk melihat kondisi ekonomi sebuah daerah, tentu hal pertama yang dilihat adalah pertumbuhan ekonominya. Dan melihat pertumbuhan ekonomi Jateng yang tinggi bahkan melebihi nasional, tentu hal itu menjadi jawaban tentang bagaimana kondisi ekonomi jateng setahun terakhir," ucapnya.
Advertisement
Selain pertumbuhan ekonomi yang membaik, inflasi di Jateng juga sangat terkendali dan relatif rendah selama setahun terakhir. Indeks gini ratio juga menunjukkan hal yang positif.
"Secara makro, kondisi ekonomi jateng setahun terakhir membaik," tegasnya.
Banyak faktor yang menyebabkan membaiknya ekonomi Jateng selama setahun terakhir. Selain pondasi yang kuat yang dibuat Ganjar-Heru pada pemerintahan sebelumnya, gebrakan-gebrakan Ganjar Yasin pada periode ini juga sangat berpengaruh positif.
"Jika Ganjar-Heru lima tahun lalu berhasil membuat pondasi, saat ini Ganjar-Yasin melakukan akselerasi. Sejumlah strategi dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, seperti investasi, eksport, kemudahan pelayanan publik dan sebagainya," tegasnya.
Namun capaian itu lanjut Prof FX Sugiyanto tidak boleh membuat pasangan Ganjar-Yasin berpuas diri. Sebab menurutnya, masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, yakni bagaimana membuat seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah bisa melakukan sinkronisasi aturan-aturan serta melakukan konsolidasi seperti yang terjadi di Pemprov.
"Sampai saat ini, sejumlah daerah masih terseok-seok mengikuti gaya kepemimpinan Ganjar-Yasin. Jadi, akselerasi menjadi fokus utama yang harus diselesaikan. Jika perilaku di Pemprov Jateng bisa juga disinkronkan di seluruh kabupaten/kota, maka target pertumbuhan ekonomi Jateng menjadi 7% akan benar-benar terwujud," tutupnya.
Hal senada disampaikan pengamat politik dan pemerintahan, Yulianto. Menurutnya, duet Ganjar-Yasin sudah pada jalur yang benar dalam mewujudkan pemerintahan yang baik selama setahun ini, namun belum bisa diikuti oleh kabupaten/kota lain di Jateng.
"Tinggal bagaimana menularkan itu ke semua kabupaten/kota di Jateng. Kalau hanya di Pemprov, hasilnya kurang maksimal," ucapnya.
Yulianto menambahkan, setidaknya ada dua hal yang menjadi acuan suksesnya pemerintahan Ganjar-Yasin. Pertama terkait penggunaan media sosial sebagai ujung tombak pelayanan kepada publik. Hal itu juga diimbangi dengan pelayanan yang mudah, murah dan cepat.
"Saya kira, Jateng satu-satunya provinsi terbaik dalam pemanfaatan teknologi informasi untuk menunjang pelayanan publik di Indonesia. Ganjar-Yasin telah membuat simpel urusan birokrasi, khususnya yang bersangkutan dengan pelayanan pada masyarakat," tegasnya.
Kedua lanjut dia, adalah ketegasan melawan tindak pidana korupsi. Hal itu diwujudkan dengan berbagai program dalam pemerintahan, salah satunya adalah lelang jabatan.
"Lelang jabatan sangat terasa sekali dampaknya dalam mewujudkan birokrasi bersih. Kita tahu belum lama ini, ada camat yang diangkat jadi Kepala Biro, dan kepala SMK diangkat jadi Kepala Dinas. Selain itu, banyak program lain yang dikeluarkan Ganjar-Yasin dalam menunjang pemerintahan yang bersih dan melayani, yang membuat provinsi ini meraih banyak penghargaan," tutupnya.
(*)